Minggu, 10 Februari 2013

OPERATING SYSTEM, II. PERANGKAT KOMPUTER (MOUSE, MONITOR), DAN TIK DALAM PENDIDIKAN


I.   OPERATING SYSTEM
A.       DOS (Disk Operating System)
MS-DOS, singkatan dari Microsoft Disk Operating System, adalah sebuah sistem operasi yang sangat banyak digunakan oleh komputer IBM-PC atau yang kompatibel dengannya. Microsoft membuat MS-DOS sebagai sebuah sistem operasi mainstream, sebelum pada akhirnya menghentikan dukungan MS-DOS secara perlahan ketika mereka membuat sebuah sistem operasi berbasis antarmuka grafis (dikenal juga dengan sebutan GUI) untuk pasar mainstream, yang disebut sebagai Microsoft Windows.
MS-DOS dirilis pertama kali pada tahun 1981, dan seiring dengan waktu, Microsoft pun meluncurkan versi yang lebih baru dari MS-DOS. Tidak kurang hingga delapan kali Microsoft meluncurkan versi-versi baru MS-DOS dari tahun 1981 hingga Microsoft menghentikan dukungan MS-DOS pada tahun 2000. MS-DOS merupakan salah satu kunci keberhasilan Microsoft dalam memproduksi perangkat lunak, dari sebuah perusahaan kecil pembuat bahasa pemrograman saat didirikan hingga menjadi sebuah perusahaan perangkat lunak yang seolah menguasai dunia.
1.        Sejarah
MS-DOS sebenarnya dibuat oleh sebuah perusahaan pembuat komputer, yang bernama Seattle Computer Products (SCP) yang dikepalai oleh Tim Patterson–yang belakangan direkrut oleh Microsoft untuk mengembangkan DOS–pada tahun 1980 sebagai sebuah perangkat lunak sistem operasi dengan nama Q-DOS (singkatan dari Quick and Dirty Operating System), yang selanjutnya diubah namanya menjadi 86-DOS, karena Q-DOS didesain agar dapat berjalan pada komputer dengan prosesor Intel 8086. Microsoft pun membeli lisensinya dengn harga 50.000 dolar Amerika dari SCP, lalu mengubah namanya menjadi MS-DOS. Selanjutnya, saat IBM hendak meluncurkan komputer pribadi yang disebut dengan IBM PC, Microsoft pun menjual lisensi MS-DOS kepada IBM.
2.        Pengembangan
IBM dan Microsoft selanjutnya merilis versi-versi DOS; di mana versi IBM yang langsung dibundel dengan komputer IBM PC disebut dengan “IBM PC-DOS” (singkatan dari International Business Machine Personal Computer Disk Operating System). Pada awalnya, IBM hanya menggunakan apa yang layak digunakan dari MS-DOS yang dirilis oleh Microsoft, seperti program-programnya atau utilitas yang disertakannya. Karena itulah, versi IBM selalu dirilis lebih lambat dibandingkan dengan versi MS-DOS. Tapi, MS-DOS versi 4.0 adalah versi MS-DOS pertama yang benar-benar sama seperti IBM PC-DOS, karena Microsoft sedang berkonsenstrasi untuk mengembangkan sebuah sistem operasi penerus DOS, yang disebut dengan OS/2.
Microsoft, ketika melisensikan DOS kepada IBM, menandatangani perjanjian lisensi yang salah satu poinnya mengandung bahwa Microsoft boleh melisensikan MS-DOS kepada perusahaan selain IBM, dan para perusahaan tersebut dipersilakan mengubah nama MS-DOS menjadi nama yang mereka gunakan (contoh: TandyDOS, Compaq DOS, dan lainnya). Kebanyakan versi-versi tersebut tentu saja sama dengan versi yang telah dikembangkan oleh Microsoft dengan MS-DOS-nya, tapi Microsoft mulai mencabut perjanjian lisensinya sehingga para perusahaan lain harus menggunakan nama MS-DOS, bukannya nama yang telah dikustomisasi sebelumnya. Hanya IBM yang diberikan keleluasaan untuk terus menggunakan nama IBM PC-DOS, bukannya MS-DOS.
MS-DOS pun berkembang dengan cukup cepat, dengan fitur-fitur signifikan yang diambil dari beberapa sistem operasi lainnya seperti Microsoft Xenix–salah satu varian sistem operasi UNIX yang dikembangkan oleh Microsoft–dan DR-DOS milik Digital Research, serta produk-produk utilitas lainnya seperti Norton Utilities dari Symantec Corporation (produk yang diadopsi seperti Microsoft Disk Defragmenter), PC-Tools dari Central Points (produk yang diadopsi seperti Microsoft Anti-Virus), manajer memori diperluas atau EMM (Expanded Memory Manager) QEMM dari Quarterdeck (produk yang diadopsi seperti EMM386), kompresi disk (atau disk compression) DriveSpace dari Stac Electronics, dan masih banyak produk yang diadopsi lainnya.
Ketika Intel Corporation memperkenalkan mikroprosesor baru yang disebut dengan Intel 80286, Microsoft dan IBM memulai proyek sistem operasi baru pengganti DOS yang disebut dengan OS/2, yang pada dasarnya adalah versi MS-DOS yang berjalan dalam modus terproteksi (protected mode). Tapi, Microsoft meninggalkan proyek OS/2 tersebut untuk memfokuskan diri pada pengembangan Microsoft Windows dan Microsoft Windows NT. Digital Research membuat sebuah antarmuka grafis yang disebut dengan GEM, tapi sangat kurang populer pada komputer IBM PC atau kompatibel. GEM ternyata mendapat pasarnya pada mesin komputer ATARI ST, tapi akhirnya disalip lagi oleh Microsoft dengan versi Windows 3.0 (Anonim, 2011).
Menurut Anonim (2011), perintah DOS adalah perintah-perintah yang dapat dijalankan di dalam sistem operasi DOS. Dalam sistem operasi DOS, terdapat dua jenis perintah, yakni:
·           Perintah internal (internal command), yakni perintah-perintah yang telah dimasukkan ke dalam COMMAND.COM (interpreter perintah DOS), sehingga dapat langsung dieksekusi oleh kernel DOS, di mana saja.
·           Perintah eksternal (external command), yakni perintah-perintah yang tidak dimasukkan ke dalam COMMAND.COM, dan membutuhkan sebuah berkas yang dapat dieksekusi (berupa program DOS) yang harus terdapat dalam direktori aktif.
Menurut Nurulaisyah (2011), menghidupkan komputer (mengaktifkan sistem operasi) booting :
1.        Cold Boot (Booting Dingin) menghidupkan atau mengaktifkan komputer melalui tombol power/switch yang ada pada CPU atau dengan kata lain mengaktifkan komputer pertama kali pada saat komputer dalam keadaan mati/off.
2.        Warm Boot (Booting Panas) memuat kembali sistem operasi kedalam komputer pada saat komputer tetap/sedang menyala (on) atau dengan cara me-reset.

B.       WINDOWS 7
Windows 7 adalah rilis terkini Microsoft Windows yang menggantikan Windows Vista.  Windows 7 dirilis untuk pabrikan komputer pada 22 Juli 2009 dan dirilis untuk publik pada 22 Oktober 2009, kurang dari tiga tahun setelah rilis pendahulunya, Windows Vista (Wikipedia, 2011).
Tidak seperti pendahulunya yang memperkenalkan banyak fitur baru, Windows 7 lebih fokus pada pengembangan dasar Windows, dengan tujuan agar lebih kompatibel dengan aplikasi-aplikasi dan perangkat keras komputer yang kompatibel dengan Windows Vista.  Presentasi Microsoft tentang Windows 7 pada tahun 2008 lebih fokus pada dukungan multi-touch pada layar, desain ulangtaskbar yang sekarang dikenal dengan nama Superbar, sebuah sistem jaringan rumahan bernama HomeGroup, dan peningkatan performa. Beberapa aplikasi standar yang disertakan pada versi sebelumnya dari Microsoft Windows, seperti Windows Calendar, Windows Mail, Windows Movie Maker, dan Windows Photo Gallery, tidak disertakan lagi di Windows 7 kebanyakan ditawarkan oleh Microsoft secara terpisah sebagai bagian dari paket Windows Live Essentials yang gratis.
Windows 7 memiliki 6 versi yang sama dengan Windows Vista. Hanya saja ada perbedaan nama, jika Windows Vista memiliki versi Business maka pada Windows 7 versi tersebut dinamakan Professional. Windows 7 Ultimate, Windows 7 Professional, Windows 7 Enterprise, Windows 7 Home Premium, Windows 7 Home Basic, dan Windows 7 Starter (Wikipedia, 2011).
Menurut Hery (2011), Prosedur Instalasi windows 7 :
1.        Windows 7 dan Ubuntu : Booting ke media installer
Untuk mengatur agar komputer booting langsung dari drive dimana installer OS anda tempatkan, masuklah ke BIOS. Cara untuk masuk ke BIOS beragam tergantung dari tipe motherboard dan merek komputer. Umumnya dengan menekan tombol DEL saat komputer baru dihidupkan.
Kemudian aturlah urutan booting (booting sequence) agar meload drive DVD/CD dimana installer berada. Tergantung jenis motherboard, biasanya setting untuk mengatur boot sequence ada pada bagian 'Advanced Bios Features'. Gunakan tombol Page Up/Page Down atau tombol +/- tergantung jenis BIOS.
Umumnya komputer yang dibuat diatas tahun 2007 memiliki kemampuan untuk mengatur urutan booting tanpa harus masuk ke BIOS. Pilihannya tergantung pada masing-masing merek komputer. Segera setelah komputer dihidupkan, tekan tombol F2 atau F8 sesuai dengan keterangan yang tertera dilayar ketika booting. Aturlah agar komputer booting pertama kali melalui Drive DVD atau CD dimana installer anda tempatkan.
Setelah itu pilih Save and Exit (F10) untuk menyimpan perubahan dan restart. Pilih 'Yes' jika ditanya apakah ingin menyimpan perubahan.
2.        Installation Screen
Windows 7 : anjuranku biarkan saja setting default dan langsung saja tekan tombol Next, kemudian klik tombol 'Install Now', setujui License Terms dengan mengklik 'I accept license terms' lalu klik Next. Pilih 'Custom' pada pilihan 'Which type of installation do you want?' untuk menginstal. Ubuntu : klik Install Ubuntu.
3.        Mengatur Partisi
Partisi adalah pembagian harddisk menjadi beberapa bagian. Selalu ingat untuk memisahkan partisi untuk sistem operasi dengan partisi untuk data. Keuntungan untuk membagi partisi sesuai peruntukannya adalah jika kelak terjadi kerusakan pada sistem operasi, data-data penting yang kita miliki tidak ikut rusak. Jadi selalu bedakan partisi untuk sistem dengan partisi untuk data.
Pada instalasi Windows 7 maupun Ubuntu, masing-masing sistem operasi memiliki utitily bawaan untuk mempartisi harddisk.
Windows 7 : Jika komputer anda belum di partisi, anda hanya akan melihat satu harddisk, biasanya drive C. Anda bisa langsung menginstal di drive C dan membuat partisi setelahnya. Versi Windows 7 professional hingga Ultimate menyediakan tool untuk mempartisi harddisk setelah instalasi. Juga bisa mencoba pilihan 'Drive Option' untuk membuat partisi sekaligus memformatnya. Perhatian : saya anjurkan pilihan ini jika anda memiliki harddisk yang sama sekali kosong atau  berisi data yang boleh dihapus. Anda tidak perlu khawatir, baca baik-baik keterangan yang diberikan (punya kamus bhs inggris kan?) anda pasti memahaminya. Ingat sebaiknya persiapkan 1 partisi harddisk untuk sistem operasi saja (biasanya drive C) dan 1 partisi harddisk untuk penyimpanan data. Tipe file system yang dianjurkan adalah NTFS atau WinFS.
Ubuntu : Yang harus diingat dalam pengaturan partisi di Linux manapun (termasuk Ubuntu) adalah menyiapkan 1 partisi untuk sistem operasi dan 1 partisi untuk swap kemudian 1 partisi untuk penyimpanan data. Partisi swap digunakan Linux sebagai virtual memory saat memory utama (RAM) telah habis terpakai. Keberadaan partisi swap ini vital untuk mendukung kinerja dari sistem operasi linux. Anda dengan mudah membuat partisi swap di linux dengan memilih tipe filesystem 'Swap' pada saat proses instalasi.
Susunan partisi yang dianjurkan adalah :
1.        Partisi pertama diformat dengan tipe file system Ext3 dan tandai sebagai /boot dengan ukuran minimal 10 Gb - diperuntukkan untuk sistem operasi
2.        Partisi kedua diformat dengan tipe file system Swap dengan ukuran minimal 1 Gb - diperuntukkan untuk Swap
3.        Partisi ketiga diformat dengan tipe file Ext3 (jika sebelumnya sudah berformat NTFS atau WinFS, tidak perlu diformat ulang, karena Ubuntu tetap bisa membacanya) - diperuntukkan sebagai penyimpanan data
Bagian yang paling kritis yaitu mengatur partisi sudah kita lewati. Kini saatnya melanjutkan proses instalasi OS. Tekan tombol Next atau Continue. Anda akan diminta menentukan nama komputer, cari yang keren, nama pengguna dan password.
Sangat dianjurkan untuk menggunakan password pada Sistem Operasi sebagai langkah awal melindungi komputer dari tangan-tangan jahil. Jadi, pastikan jangan mengosongkan kolom password.
Proses selanjutnya adalah menunggu hingga proses instalasi selesai. Terakhir anda akan diminta untuk restart untuk menyelesaikan proses instalasi.
Menurut Efjeer (2009), ada 20 keunggulan windows 7, yaitu:
1.        Kemudahan dan Kenyamanan
Anda harus tahu bahwa Windows 7 tidak akan memiliki perubahan drastis dari segi arsitektur perangkat lunak seperti Vista dari XP — Microsoft sendiri sudah berjanji bahwa pengguna yang meakukan upgrade dari Vista tidak akan menemui masalah kompatibilitas. Karena Windows 7 tidak banyak berubah di belakang layar, Microsoft dapat memfokuskan pengembangan pada pengalaman pemakaian OS itu sendiri dan bukan pada berbagai aspek teknis lain seperti keamanan dan stabilitas.
Sebagian besar perubahan yang dikemas Windows 7 berusaha untuk meningkatkan kemudahan dan kenyamanan pengguna, dan di bawah ini adalah beberapa dari fitur-fitur baru Windows 7 yang sudah terlihat di demonstrasi PDC Microsoft.
2.        Taskbar
Mendapat perubahan terbesar sejak pertama kali debut di Windows 95. Windows 7 sudah tidak akan lagi menampilkan ikon aplikasi kecil lengkap dengan nama aplikasi melainkan hanya ikon berukuran besar mirip dengan Mac OS X. Daftar jendela yang ditampilkan saat menempatkan tetikus di atas ikon aplikasi juga diganti dengan user interface (UI) “ribbon” yang menampilkan thumbnail jendela yang terbuka secara menyamping.
Alat-alat lain yang terhubung ke komputer seperti kamera juga akan muncul di taskbar bersama jendela aplikasi. Secara keseluruhan fitur ini membuat Windows 7 tampil menarik.
3.        System Tray
Secara resmi dinamakan sebagai “Notification Area” Microsoft akhirnya memungkinkan pengguna alat-alat untuk menata area desktop yang sering berantakan ini. Pengguna dapat memiliki ikon apa saja yang ditampilkan di System Tray, mengubah posisi ikon dan apakah mereka diperbolehkan menarik perhatian pengguna dengan notifikasi.
4.        Jump List
Menu jump list akan muncul di Start Menu atau saat pengguna melakukan klik di salah satu aplikasi Taskbar, memberikan beberapa pilihan pada pengguna untuk melakukan berbagai aksi yang didukung aplikasi. Gambar di bawah ini memperlihatkan jump list Windows Media Player (WMP) yang memberikan opsi pada pengguna untuk memutar lagu, melihat lagu-lagu terakhir yang diputar dan banyak lagi.
5.        User Account Control (UAC) yang Lebih Baik
UAC merupakan salah satu fitur yang paling dibenci pengguna Windows Vista. Kini selain pilihan “On” dan “Off” pengguna dapat memilih agar UAC hanya muncul saat instalasi aplikasi atau saat sebuah aplikasi mengubah konfigurasi Windows saja. Belum diketahui apakah perubahan ini cukup untuk menjadikan UAC dari musuh menjadi teman, tetapi perubahan ini setidaknya akan menjadikan UAC Windows lebih ramah.
6.        Kinerja
Microsoft mengatakan bahwa mereka banyak melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja dan stabilitas Windows 7 seperti mengurangi waktu boot dengan mengaktifkan beberapa aplikasi secara parallel, metode manajemen memori baru dan banyak lagi. Saat ini masih terlalu dini untuk membicarakan kinerja, kita harus menunggu datangnya versi yang sudah hampir rampung untuk mendapatkan benchmark yang berarti, tetapi menurut Technologizer, Windows 7 terasa sangat cepat dioperasikan di laptop Dell yang dipinjamkan Microsoft — dan bersih dari bloatware.
7.        Device Stage
Fitur baru ini mengumpulkan semua hal yang berhubungan dengan peripheral di satu tempat untuk memudahkan pengguna seperti konfigurasi, fitur, dokumentasi bahkan layanan pembelian tinta printer dan lain-lain.
8.        Libraries
Apabila Anda sudah mengenal konsep library untuk lagu seperti yang dimiliki iTunes, konsep library di Windows 7 juga tidak akan asing bagi Anda. Fitur ini mengumpulkan semua file dalam PC Anda berdasarkan tipe ke dalam library masing-masing untuk memudahkan manajemen media. Sebagai contoh, semua foto dari semua PC dan jaringan akan dikumpulkan di sebuah library foto yang dapat diakses di satu tempat seperti gambar di bawah ini.
9.        HomeGroups
Windows 7 memperkenalkan fitur jaringan baru bernama HomeGroups yang bertujuan untuk memudahkan beberapa komputer satu jaringan untuk saling berbagi file dan peripheral, seolah-olah semua itu terletak pada satu PC yang sama. Walaupun fitur-fitur Windows Networking sejak dulu selalu bertujuan sama, pada kenyataannya konfigurasi untuk menggunakan printer jaringan masih tetap terlalu sulit untuk sebagian besar pengguna.
10.    “Peeking” (Mengintip)
Fitur peeking pada Windows 7 memudahkan pengguna untuk dengan cepat membaca konten dalam satu jendela tanpa perlu berinteraksi dengan jendela tersebut. Menempatkan cursor di atas thumbnail jendela di Task Bar akan mengubah semua jendela yang terbuka menjadi transparan kecuali jendela yang dipilih. Selain dapat “mengintip” jendela aplikasi tertentu pengguna juga dapat mengintip desktop Windows.
11.    Sidebar Tidak Lagi Digunakan
Jika dibandingkan dengan widget Mac OS X yang dapat ditempatkan di desktop, perbedaan paling mencolok dari gadget Microsoft adalah peletakannya pada sidebar di sebelah kanan layar. Di Windows 7, sidebar tersebut dihilangkan karena dianggap terlalu banyak menggunakan tempat yang ada dan gadget kini dapat diletakkan langsung di desktop. Walaupun hal ini juga sebenarnya dapat dilakukan di Vista .
12.    Kompatibilitas iTunes
WMP kini mendukung dua format media favorit Apple: AAC untuk audio dan H.264 untuk video. WMP ini juga dapat menemukan library iTunes yang ada pada jaringan dan memutar isinya. Fairplay DRM Apple tidak didukung, tetapi entah kenapa memutar sebuah video podcast yang beresolusi lumayan terlihat buruk di WMP.
13.    WMP Minimalis
Ketika Anda melakukan klik kanan pada sebuah file media di Windows Explorer dan menggunakan WMP untuk memutarnya, WMP akan muncul dalam mode minimalis yang tidak mendominasi desktop Anda. Anda juga bisa memutar media pada preview pane Windows Explorer tanpa perlu meluncurkan WMP sama sekali.
14.    Streaming Multimedia
W7 menambahkan fitur pengiriman file media dari PC ke berbagai alat yang mendukung streaming seperti sistem musik Sonos melalui jaringan. Microsoft mengatakan bahwa Windows 7 akan mengubah file ke dalam format sehingga dapat diputar oleh pemutar media Anda. Hal ini juga berarti Microsoft sudah selangkah lagi mendekati cita-cita Bill Gates menjadikan Windows pusat media di rumah. Versi Media Center dari Windows 7 juga mendapatkan upgrade besar.
15.    Pengaturan Jendela Otomatis
Geser jendela mendekat tepi kanan atau kiri maka jendela tersebut akan langsung berubah ukuran menjadi setengah layar. Hal ini ditujukan untuk memudahkan Anda menyusun dua jendela secara berdampingan (seperti browser atau dokumen Word) agar Anda dapat dengan mudah bekerja pada kedua jendela sekaligus.
16.    Mencari Semua Tempat Sekaligus
Fitur Windows 7 bernama “Search Federation” memungkinkan Anda untuk mengikutkan berbagai komputer, media penyimpanan jaringan dan situs ke dalam pencarian Windows 7.


17.    Tema
Microsoft sudah sangat lama sekali tidak mengantarkan perubahan besar pada fitur kustomisasi tema di Windows. Di Windows 7 Microsoft menyediakan sebuah pemilih tema baru yang lebih baik dengan fitur preview dalam ukuran asli dan memungkinkan Anda untuk menyimpan tema kustom hanya dengan dengan beberapa klik. Microsoft juga berencana untuk mengganti namanya dari Themes menjadi Styles.
18.    Windows Live
Secara resmi Microsoft memiliki mengemas sedikit sekali aplikasi pada Windows 7, tidak seperti Vista . Aplikasi Photo Gallery, Movie Maker dan email telah dijadikan unduhan gratis yang disebut Windows Live Esentials, walaupun Microsoft tetap berharap berbagai vendor PC tetap akan mengemas Windows Live Essentials ke dalam komputer yang mereka jual.
19.    Paint Baru
Windows Paint yang sudah banyak terlupakan mendapatkan upgrade besar, kini tampil dengan UI ribbon dari Office 2007 yang sekarang telah menjadi standar di berbagai aplikasi Microsoft. Walaupun masih banyak yang menganggap Paint.net sebagai alternatif pengganti Paint yang lebih baik.
20.    Fitur Layar Sentuh
Windows 7 adalah versi Windows pertama yang mendukung multi-touch yang memungkinkan Anda mengendalikan OS ini dengan kedua tangan. Masih banyak yang ragu apakah multi-touch akan merevolusi dunia PC sebagaimana ia merevolusi dunia ponsel. Saat ini hampir tidak ada PC yang beredar di pasar yang mendukung fitur layar sentuh selain TouchSmart dari HP dan Latitude XT dari Dell.
Menurut Anonim (2009), kelemahan windows 7 :
1.        Beberapa aplikasi belum bisa beroperasi di Windows 7.
2.        Bug pada Windows Player 12.
3.        Ada hardware yang bisa langsung dikenali di Vista, tapi tidak di Windows 7.
4.        Susah memaksa software yang sebelumnya bisa dipaksakan diinstall di Vista, juga dipasang di Windows 7.




II.     PERANGKAT KOMPUTER ( MOUSE, MONITOR)
A.        MOUSE
Mouse adalah alat untuk memasukkan perintah ke komputer dengan metode pointer pada layar. Mouse merupakan perangkat input selain keyboard. Jika pada keyboard untuk memindahkan tempat kursor pada layar harus menggunakan tombol navigasi up, down, left dan right maka pada mouse cukup dengan menggeser mouse ke atas- ke bawah atau kekiri-ke kanan.
Mouse Pertama
Mouse pertama kali dibuat pada tahun 1963 oleh Douglas Engelbart berbahan kayu dengan satu tombol. Kemudian muncul mouse model kedua dengan 3 tombol. Dan pada tahun 1970, Douglas Engelbart memperkenalkan mouse yang dapat mengetahui posisi X-Y pada layar. Mouse ini dikenal dengan nama X-Y Position Indicator (Eko Purnomo, 2010).
Menurut Eko Purnomo (2010), bagian-bagian Mouse :
1.            Tombol
Yaitu sebuah saklar tekan yang dipakai oleh pengguna untuk memilih atau menjalankan program. Pada mouse model Windows mempunyai tombol 2 buah, yaitu kiri dan kanan. Tombol ini berfungsi mirip dengan tombol ENTER dan ESC pada keyboard. Tentang tombol mana yang dipakai untuk ENTER dan yang mana untuk ESC biasanya bisa dirubah pada menu konfigurasi mouse.
Mouse Satu Tombol
Selain mouse dengan dua tombol, ada juga mouse dengan 1 tombol yaitu mouse untuk Macintosh (Apple)
2.            Sensor gerakan
Sensor gerakan letaknya ada disebelah bawah mouse. Sensor ini bermacam-macam, mulai dari yang mekanis sampai dengan sistem optical dengan berbagai jenis cahaya. Sensor gerakan berfungsi mendeteksi pergerakan mouse untuk diubah menjadi sinyal elektronik dan dikirim ke komputer.
3.            Driver modul
Yaitu sebuah rangkaian elektronik yang mengubah sinyal-sinyal elektronik dari sensor menjadi sinyal data sesuai dengan sistem koneksi yang dipakai, misalnya dengan koneksi COM (serial), PS2 atau dengan USB.
4.            Koneksi mouse
Koneksi mouse ini kebanyakan menggunakan kabel dengan socket pada ujungnya. Saat ini sudah mulai banyak mouse dengan teknologi tanpa kabel (wireless), sehingga koneksi mouse tidak lagi menggunakan kabel namun menggunakan inframerah atau bluetooth.

Menurut Eko Purnomo (2010), jenis-jenis mouse :
1.            Mouse Mekanis
Pada mouse mekanis digunakan sebuah bola untuk mendeteksi gerakan kekiri-kekanan dan keatas-kebawah. Prinsip kerjanya adalah bola tersebut menyentuh sensor X dan sensor Y.
Mouse mekanis
Kedua sensor mekanis tersebut kemudian dihubungkan ke sebuah sensor elektronis yang dapat membaca perubahan sensor. Sinyal sinyal elektronik dari sensor kemudian dikirim ke komputer melalui sebuah antarmuka data.
Kelemahan dari mouse mekanis adalah mouse ini membutuhkan perawatan berkala yaitu membersihkan sensor dari kotoran yang menempel dari bola. Selain itu ketepatan mouse ini juga kurang detail, jadi kurang bagus dipakai untuk menggambar.
2.            Mouse Optical
Mouse generasi selanjutnya adalah mouse optical, artinya sensor gerakan diambil melalui sebuah sensor cahaya. Mouse optical tidak memakai bola dalam mendeteksi gerakan namun mendeteksi pantulan dari pergerakan mouse terhadap tatakan mouse.
Mouse Optical
Kelebihan dari mouse optical adalah bebas dari perawatan dan resolusinya lebih detail, sehingga pergerakan mouse pada layar menjadi lebih tepat dan akurat.
3.            Mouse Wireless
Mouse Wireless adalah mouse yang tidak menggunakan kabel untuk menghubungkan mouse ke komputer. Pada mouse wireless dipakai teknologi infra merah, bluetooth atau sinyal radio.
Mouse Wireless
Jadi pada mouse harus dipasang sumber daya untuk menghidupkan sirkuit elektronik pada mouse.
Menurut Eko Purnomo (2010), sistem koneksi mouse:
1.            COM/ Port Serial
Yaitu menggunakan sistem koneksi serial dengan antarmuka RS232. Sistem koneksi ini dipakai pada kurun waktu sebelum 1997 (Sebelum era windows 98).
2.            PS2
Yaitu menggunakan sistem baru antarmuka mouse-keyboard IBM/PS2 yang lebih cepat dari sistem koneksi port serial. Sistem ini muncul bersamaan dengan Windows 98 dan masih banyak dipakai sampai sekarang.
3.            USB
Yaitu sistem koneksi mouse menggunakan USB. Sistem ini mulai banyak dipakai setelah tahun 2002, yaitu saat berkembangnya Windows XP. Sistem koneksi mouse menggunakan USB banyak dipakai pada Laptop.

B.        MONITOR
Monitor komputer adalah salah satu jenis soft-copy device, karena keluarannya adalah berupa sinyal elektronik, dalam hal ini berupa gambar yang tampil di layar monitor. Gambar yang tampil adalah hasil pemrosesan data ataupun informasi masukan. Monitor memiliki berbagai ukuran layar seperti layaknya sebuah televisi. Tiap merek dan ukuran monitor memiliki tingkat resolusi yang berbeda. Resolusi ini lah yang akan menentukan ketajaman gambar yang dapat ditampilkan pada layar monitor. Jenis-jenis monitor saat ini sudah sangat beragam, mulai dari bentuk yang besar dengan layar cembung, sampai dengan bentuk yang tipis dengan layar datar (flat). Untuk saat ini monitor komputer terdiri dari beberapa jenis, di antaranya, monitor tabung sinar kathoda, monitor LCD, monitor plasma dan monitor OLED (Wikipedia, 2011).






III. TIK DALAM PENDIDIKAN
C.       Pengertian TIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentrasfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, penguasaan TIK berarti kemampuan memahami dan menggunakan alat TIK secara umum termasuk komputer (Computer literate) dan memahami informasi (Information literate). UNESCO (2004) mendefenisikan bahwa TIK adalah teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mengelola dan mendistribusikan informasi. Defenisi umum TIK adalah computer, internet, telepon, televisi, radio, dan peralatan audiovisual.

D.       Model Pengembangan TIK dalam Pendidikan
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan prangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase.
Fase pertama (akhir 1970an – awal 1980an) adalah fase programming, drill and practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latihalatihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
Fase kedua (akhir 1980an – awal 1990an) adalah fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki perbedaan. Sebagian bias belajar dengan baik kalau mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton filem/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik kalau mendengarkan atau membaca.
Fase ketiga (awal 1990an) adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
Fase keempat (akhir 1990an – awal 2000an) adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang telah dibacanya.
Fase kelima (akhir 2000) adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyaknya bermunculan perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidakhanya menerima materi dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.
Peranan TIK dalam pendidikan yang diuaraikan di atas mengisyaratkan bahwa pengembangan TIK untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang mutlak. Dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, program pengembangan TIK bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
1.        Tahap pertama meliputi (a) merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet, yang menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi, serta jaringan internet sebagai sarana dan media komunikasi dan informasi di sekolah, (b) merancang dan membuat aplikasi database, (c) merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk pengelolaan pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan (d) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia, dan interaktif.
2.        Tahap kedua meliputi (a) melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia yang meliputi pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga pelaksana dan guru dan (b) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.
3.        Tahap ketiga dan keempat adalah tahap memperluas implementasi sistem disekolahsekolah.
Uraian di atas lebih berfokus pada tahapan-tahapan yang diharapakan dilakukan Depdiknas dalam kurung waktu tahun 2005-2009 dalam rangka pengembangan TIK dalam pendidikan. Dalam merealisasikan rencana ini, Depdiknas membangun ICT Center Kabupaten/Kota melalui Program Jardiknas yang terdiri atas jaringan komputer, internet, dan TV Edukasi. ICT Center ini akan terkoneksi dengan sekolah-sekolah dan kantor dinas pendidikan sebagaimana digambarkan pada gambar 2. Selain itu, guru perlu juga diperlengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menggunakan perangkat TIK. Untuk itu, manajemen sekolah perlu mengetahui kesiapan dan pelatihan TIK yang dibutuhkan guru. Instrumen pada lampiran dapat digunakan untuk tujuan ini.
Penelitian tentang pengembangan TIK di negara-negara maju dan sedang berkembang menunjukkan bahwa sekurang-kurangnya ada empat pendekatan mengenai pemanfaatan TIK oleh sistem pendidikan dan sekolah. Keempat pendekatan ini merupakan tahapan kontinum, yang oleh UNESCO diistilahkan dengan pendekatan emerging, applying, infusing, dan transforming.
Pendekatan Emerging dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada tahap permulaan. Pada pendekatan ini, sekolah baru memulai membeli atau membiayai infrastruktur TIK, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemampuan TIK guru-guru dan staf administrasi sekolah masih berada pada tahap memulai eksplorasi penggunaan TIK untuk tujuan manajemen dan menambahkan TIK pada kurikulum. Pada tahap ini sekolah masih menerapkan sistem pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah ada kepedulian tentang bagaimana pentingnya penggunaan TIK tersebut dalam konteks pendidikan.
Pendekatan Applying dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Para tenaga pendidik dan kependidikan telah menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan manajemen sekolah dan tugas-tugas berdasarkan kurikulum. Sekolah juga sudah mencoba mengadaptasi kurikulum agar dapat lebih banyak menggunakan TIK dalam berbagai mata pelajaran dengan piranti lunak yang tertentu.
Pendekatan Infusing menuntut adanya upaya untuk mengintegrasikan dan memasukkan TIK ke dalam kurikulum. Pada pendekatan ini, sekolah telah menerapkan teknologi berbasis komputer di laboratorium, kelas, dan bagian administrasi. Guru berada pada tahap mengeksplorasi cara atau metode baru di mana TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan profesional mereka.
Pendekatan Transforming dicirikan dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan dan memperbaharui organisasinya dengan cara yang lebih kreatif. TIK menjadi bagian integral dengan kegiatan pribadi dan kegiatan profesional sehari-hari. Fokus kurikulum mengacu pada learner-centered (berpusat pada peserta didik) dan mengintegrasikan mata pelajaran dengan dunia nyata. TIK diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan level profesional dan disesuaikan dengan bidang-bidang pekerjaan. Sekolah sudah menjadi pusat pembelajaran untuk para komunitasnya.
Dalam konteks belajar mengajar dan kaitannya dengan keempat pendekatan yang disebutkan sebelumnya, terdapat pula 4 tahap yang berkaitan dengan bagaimana guru dan peserta didik mempelajari dan menemukan percaya diri mereka dalam menggunakan TIK. Keempat tahap tersebut adalah menemukan/mengenali (discovering), belajar bagaimana (learning how), mengerti bagaimana dan kapan (understanding how and when), dan menjadi ahli (specializing) dalam penggunaan perangkat TIK.
Pada tahap pertama, guru dan siswa baru mencoba menemu-kenali fungsi dan kegunaan perangkat TIK. Tahap ini berkaitan dengan tahap emerging, yang menekankan pada kemelekan TIK (ICT literacy) dan keterampilan dasar, Tahap selanjutnya, belajar bagaimana menggunakan perangkat TIK, menekankan pada bagaimana memanfaatkan perangkat-perangkat TIK tersebut dalam berbagai disiplin. Tahap ini meliputi penggunaan aplikasi umum dan khusus TIK, dan berkaitan dengan tahap applying.
Tahap ketiga mengacu pada pemahaman bagaimana dan kapan menggunakan perangkat TIK untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Ini menekankan pada kemampuan membaca situasi kapan TIK dapat membantu, memilih perangkat yang sesuai untuk tugas tertentu, dan menggunakan perangkat ini untuk memecahkan masalah yang sebenarnya. Tahap ini berkaitan dengan pendekatan infusing dan transforming dalam hal pengembangan TIK.
Tahap keempat mengacu pada bagaimana menjadi ahli dalam penggunaan perangkat TIK. Pada tahap ini, siswa mempelajari TIK sebagai mata pelajaran yang membawa mereka untuk menjadi ahli. Hal ini lebih mengarah kepada pendidikan kejuruan atau profesional dan berbeda dengan tahap sebelumnya.
Dalam konteks kemampuan menggunakan TIK di masyarakat, UNESCO (2004) mengemukakan beberapa alasan untuk mengembangkan penggunaan TIK dalam sistem pendidikan, yaitu (i) untuk mengembangkan atribut pengetahuan-masyarakat bagi siswa, termasuk pengembangan keterampilan berfikir tingkat tinggi, kebiasaan belajar sepanjang hayat, dan kemampuan berfikir secara kritis, mengkomunikasikan dan mengkolaborasikan, mengakses, mengevaluasi dan mensintesis informasi, (ii) untuk mengembangkan keterampilan dan kompetensi TIK pada diri siswa, sebagai bekal yang dapat digunakan untuk memanfaatkan TIK dalam duania kerja dan masyarakat, (iii) untuk mengatasi masalah dalam dunia pendidikan, antara lain termasuk penggunaan TIK untuk meningkatkan efesiensi kegiatan administrasi dan pengajaran, mengatasi keterbatasan sumber bahan dalam bidang tertentu (misalnya kekurangan buku teks atau sumber belajar), mengatasi isu pemerataan melalui perluasan akses terhadap pengetahuan, sumber dan keahlian, atau bahkan membantu guru-guru yang mungkin kurang diperlengkapi dengan sumber belajar yang cukup.

E.        Tik dan Sistem Manajemen Sekolah
Seiring dengan diterapkannya kebijakan otonomi daerah, pengelolaan pendidikan pada tingkat sekolah juga mengalami perubahan mendasar melalui gagasan penerapan pendekatan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang dianggap sebagai paradigma baru dalam pengoperasian sekolah. Pendekatan ini memberi peran yang lebih luas kepada sekolah. Dengan kata lain, pendekatan ini memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah sehingga manajemen sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Untuk itu, MBS bertujuan untuk meningkatkan semua kinerja sekolah (efektivitas, kualitas/mutu, efisiensi, inovasi, relevansi, dan pemerataan serta akses pendidikan dalam rangka peningkatan mutu. Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, penerapan TIK perlu dipertimbangkan untuk membantu pelaksanaan manajemen sekolah yang lebih efektif dan efisien.
Ruud (2005) menunjuk bahwa investasi TIK di sekolah-sekolah yang kemudian diikuti dengan pengembangan kompetensi guru dan siswa dalam bidang TIK dapat memperbaiki efektifitas pengelolaan sekolah serta meningkatkan kinerja (performance) akademik tenaga kependidikan dan peserta didik. Hal ini dapat dipahami karena penerapan TIK di sekolah akan memberikan kontribusi langsung kepada peningkatan proses manajemen dan administrasi, peluang untuk mengembangkan bahan ajar dan belajar mandiri, motivator bagi siswa untuk mengembangkan kemampuannya, dan sebagai alat untuk pengembangan profesi dan mekanisme inovasi dalam sistem monitoring dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Uraian di atas menunjukkan bahwa penerapan TIK di sekolah merupakan solusi yang paling tepat untuk menunjang peningkatan mutu sekolah termasuk keberhasilan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pencapaian standar nasional pendidikan (SNP). Dengan pemanfaatan TIK, tenaga kependidikan dan stakeholders lainnya dapat meningkatkan manajemen sekolah dan aliran informasi yang efisien untuk mendukung pencapaian standar nasional pendidikan dan proses desentralisasi pendidikan di Indonesia.
Sekaitan dengan pemanfaatan TIK untuk mendukung manajemen sekolah, kebijakan Depdiknas tentang TIK yang tersurat dalam renstra Depdiknas perlu ditindaklanjuti dalam bentuk langkah-langkah operasional oleh pemerintah daerah melalui Kantor Dinas Pendidikan pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota, bahkan pada tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan pendidikan yang dihasilkan dengan dukungan TIK akan lebih baik dan tepat. Untuk menunjang hal tersebut, perlu dibangun sebuah sistem manajemen pendidikan berbasis TIK yang dapat dimanfaatkan oleh semua lembaga yang terkait dengan pendidikan.
Pada tingkat satuan pendidikan, semua komponen yang terlibat dalam persekolahan perlu merespon positif dan merealisasikannya secara bertahap. Bagi kepala sekolah, usaha yang perlu dilakukan adalah mengupayakan terciptanya manajemen sekolah berbasis TIK yang juga didukung oleh staf administrasi yang memiliki kemampuan TIK yang memadai.
1.        Perangkat Lunak
Dalam penerapan manajemen sekolah berbasis TIK, perangkat lunak tidak kalah pentingnya dengan perangkat keras TIK. Investasi perangkat keras tidak akan bermakna apabila tidak disertai dengan perangkat lunak. Oleh sebab itu, perangkat lunak dalam kaitannya dengan manajemen sekolah perlu dibahas pada bagian ini. Dalam Wikipedia (2007), Perangkat lunak atau piranti lunak adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras.
Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai 'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras. Perangkat lunak ini dibagi menjadi 3 tingkatan: tingkatan program aplikasi (application program misalnya Microsoft Office), tingkatan sistem operasi (operating system misalnya Microsoft Windows dan Linux), dan tingkatan bahasa pemrograman. Yang menjadi fokus perhatian pada bagian ini adalah program aplikasi sistem informasi sekolah yang dapat digunakan untuk menunjang pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan efesien. Program-program aplikasi semacam ini telah banyak dikembangkan baik oleh persusahaan swasta yang bergerak dalam bidang teknologi informasi, lembaga pemerintah, maupun individu.
Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengembangkan sebuah perangkat lunak yang diberi nama Paket Aplikasi Sekolah (PAS) yang dilengkapi dengan Buku Petunjuk Operasiona Singkat, yang dimaksudkan untuk membantu administrasi sekolah. Perangkat lunak semacam ini biasanya terdiri atas beberapa modul aplikasi, yang bervariasi berdasarkan kebutuhan sekolah, seperti Modul Penerimaan Siswa Baru (PSB), Pasca PSB, Administrasi Kepegawaian, Kesiswaan, Akademik, Administrasi Akademik, dan Keuangan. Modul-modul ini biasanya ditampilkan pada Menu Utama program. Namun untuk membuka program ini, biasanya pengguna terlebih dahulu dibutuhkan untuk login dengan memasukkan user name dan pasword.
2.        Manfaat TIK dalam Manajemen Sekolah
Penerapan atau pengintegrasian TIK dalam sistem manajemen sekolah diharapkan dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak yang terkait di sekolah. Manfaat tersebut antara lain:
·           Manfaat bagi Pemerintah: (i) membantu tersedianya database yang akurat serta arus informasi yang efesien mengenai profil dan peta pendidikan di Indonesia, (ii) mempercepat pemerataan pencapaian standar nasional pendidikan, (iii) membantu pengendalian penyelenggaraan pendidikan.
·           Manfaat bagi Sekolah: (i) membantu sekolah memperbaiki sistem manajemen dan operasionalnya, (ii) membantu sekolah dalam hal penyaluran informasi mengenai profil sekolah dan hasil belajar siswa kepada orang tua dan stakeholder lainnya, (iii) membantu sekolah untuk menyediakan sumber informasi yang mutakhir dan relevan bagi guru dan siswa.
·           Manfaat bagi Guru: (i) membuka peluang bagi guru untuk mengembangkan bahan ajar yang berbasis TIK, menarik, inovatif dan merangsang rasa ingin tahu siswa, (ii) membantu guru untuk menyusun rencana pembelajaran termasuk penyediaan sumber belajar multimedia yang komprehensif dan mutakhir, (iii) memudahkan guru untuk memantau kemajuan belajar siswa, (iv) memfasilitasi guru untuk menyusun laporan dan mengkomunikasikannya dengan orang tua, (iv) membantu guru untuk melakukan penilaian hasil belajar berdasarkan authentic assessment.
·           Manfaat bagi orang tua: (i) memantau aktivitas dan hasil belajar anaknya di sekolah, (ii) melihat tugas-tugas dari sekolah yang diberikan kepada anak sehingga orang tua dapat berperan serta dalam kegiatan belajar anak, (iii) melihat berbagai program sekolah yang dapat diikuti oleh siswa, (iv) menjadi media interaktif antara sekolah, guru dan orang tua, dan (v) membantu pemantuaan proses pendidikan secara langsung.
·           Manfaat bagi siswa: (i) membantu siswa untuk terampil menggunakan TIK dalam kehidupannya, (ii) membantu siswa untuk melihat dan menelaah materi belajar per pertemuan, (iii) membantu siswa untuk mengerjakan tugas-tugas dan ujian yang diberikan oleh guru secara online, (iv) membantu siswa membangun kerja kolaboratif, (v) memotivasi siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan seiring dengan kemajuan di bidang sains dan teknologi.
·           Manfaat bagi komite sekolah: (i) memudahkan pengurus komite untuk memantau dan mengevaluasi program pendidikan di sekolah, (ii) memudahkan pengurus komite untuk berkomunikasi dengan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah, (iii) memudahkan pengurus komite untuk terlibat dalam menyusun dan merancang program pengembangan pengelolaan sekolah dan peningkatan mutu pembelajaran.

F.        Tik dan Proses Pembelajaran
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat membawa paradigma baru dalam pendidikan dari berbagai aspek, antara lain perubahan dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran baru, dari teacher centered ke learner centered, sampai pada perubahan information delivery ke information exchange.
Perkembangan tersebut juga telah menghasilkan produk-produk TIK yang lebih canggih yang kalau dimanfaatkan seoptimal mungkin, ia dapat membawa nuansa dan perspektif baru dalam dunia pendidikan yang pada gilirannya akan dapat mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan. Selain dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan administratif, produk TIK telah banyak digunakan untuk membantu proses pembelajaran, khususnya di negara-negara maju dan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Banyak yang telah mengklaim bahwa perangkat komputer multimedia berikut piranti lunaknya sebagai salah satu produk TIK menjanjikan kegiatan yang cukup interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik karena alat tersebut tidak hanya mampu menampilkan teks, tapi juga gambar, suara, grafik, animasi, dan rekaman video. Bahkan dengan koneksi di internet, interaksi dapat menjadi nyata yang tentunya membawa pengalaman nyata pula bagi peserta didik.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran dikenal dengan istilah e-learning, baik dalam bentuk dedicated program, maupun dalam bentuk LMS (Learning Management System) yang menawarkan interaksi yang dinamis antara guru dan siswa. Fasilitas pembelajaran elektronik lainnya yang dikembangkan di Indonesia adalah TV Edukasi, yang menampilkan berbagai topik pembelajaran dari berbagai mata pelajaran dengan modus penyampaian yang bervariasi. Banyaknya CD pembelajaran yang dapat ditemukan di pasaran atau didistribusikan ke sekolah-sekolah juga menjadi peluang tersendiri yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah dalam menunjang proses pembelajaran yang lebih baik.
Penggunaan perangkat TIK dalam proses pembelajaran di atas adalah bentuk integrasi TIK dengan sistem pembelajaran. UNESCO (2004) mengklaim bahwa integrasi kurikulum adalah pemanfaatan kemampuan TIK untuk memberikan nilai tambah pada proses pembelajaran dengan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan berbasis TIK ke dalam kurikulum.
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi antara lain: (i) menggunkan paketperangkat lunak generik (paket aplikasi office, grafik, dan presentasi), (ii) menggunakan perangkat lunak khusus untuk pembelajaran interaktif, simulasi, dan penguasaan konten; (iii) menggunakan alat komunikasi sinkronos dan asinkronos untuk kolaborasi online dan pertukaran informasi (email, web forum, instant messaging, audio- dan videoconferencing), dan (iv) menggunakan internet sebagai sumber informasi dan penelitian.
Dalam model integrasi kurikulum, keterampilan TIK tidak diajarkan sebagai kegiatan terpisah, tapi didapatkan seiring dengan kegiatan pembelajaran berbasis TIK. Uraian di atas mengisyaratkan perlunya ada upaya yang sungguh-sungguh untuk mendorong pemanfaatan TIK dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Suatu hal yang menggembirakan bahwa secara kebijakan Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia melalui Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009 telah menyuratkan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan melalui pendayagunaan TIK di bidang pendidikan sebagaimana diuraikan pada bagian pendahuluan di atas.
Bagi guru-guru, yang paling penting adalah sikap positif dan keinginan untuk memiliki kemampuan TIK yang dapat menunjang efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Tindak lanjut nyata yang dapat dilakukan guru-guru adalah menggunakan perangkat TIK sebagai media pembelajaran interaktif. Dengan demikian, peserta didik akan merasa terfasilitasi dan betah melaksanakan kegiatan belajar di sekolah.
Dalam KTSP, TIK juga diperlakukan sebagai substansi pembelajaran dalam bentuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Mata pelajaran TIK dapat membantu siswa untuk mengenal, menggunakan, merawat peralatan teknologi informasi dan teknologi komunikasi, serta menggunakan segala potensi yang ada untuk pengembangan kemampuan diri. Selain itu, penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada semua tingkatan atau jenjang, dengan menjangkau lintas ilmu mata pelajaran lain. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi akan memberikan motivasi dan kesenangan kepada siswa supaya siswa lebih mudah belajar dan bekerja secara mandiri.
Dengan demikian, Teknologi Informasi dan Komunikasi secara umum bertujuan agar siswa memahami alat Teknologi Informasi dan Komunikasi termasuk komputer (computer literate) dan memahami informasi (information literate). Artinya siswa mengenal istilah-istilah yang digunakan pada Teknologi Informasi dan Komunikasi dan khususnya pada komputer yang umum digunakan. Siswa juga menyadari keunggulan dan keterbatasan komputer, serta dapat menggunakan komputer secara optimal. Di samping itu siswa dapat memahami bagaimana dan dimana informasi dapat diperoleh, bagaimana cara mengemas/mengolah informasi dan bagaimana cara mengkomunikasikannya.

1.        Pembelajaran Berbantuan Komputer
Perangkat komputer sudah dikenal luas oleh banyak kalangan masyarakat. Sejak munculnya pada tahun 1950-an, perangkat keras komputer mengalami perkembangan yang sangat pesat sampai saat ini. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari kemampuan yang dimiliki komputer pada saat ini. Di samping lebih cepat, ia juga memiliki ukuran yang semakin ramping dan kemampuan dalam bentuk multimedia. Dengan kata lain, spesifikasi komputer saat ini lebih canggih sehingga memungkinkan komputer tersebut melakukan berbagai tugas multimedia, yang dapat dimuat dalam bentuk CD-ROM, authoring packages atau template pengembangan bahan ajar, atau Internet.
Kemampuan multimedia yang dimilikinya memungkinkan komputer menyimpan dan menampilkan lebih dari sekedar teks, tapi juga suara, gambar, grafik, animasi, dan video. Hal ini dimungkinkan dengan perkembangan piranti lunak yang menyertainya, yang dengan mudah dapat diperoleh di toko-toko. Dengan demikian, penggunaan komputer tidak hanya terbatas pada olah kata dan data, tapi lebih dari itu ia telah digunakan dalam berbagai bidang.
Dalam bidang pendidikan, komputer memiliki fungsi yang beragam. Salah satu diantaranya adalah fungsi media pembelajaran, yang dapat meliputi penyajian materi dan latihan. Model pembelajaran seperti ini biasa disebut dengan ‘computer-assisted instruction’ (CAI) atau computer-assisted learning (CAL). Manfaat positif komputer dalam bidang pendidikan dan pengajaran telah banyak dilaporkan hasilnya Stepp-Greany (2002) mengadakan penelitian tentang persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran berbasis teknologi. Dia menemukan beberapa hal, antara lain berikut ini: (1) sebagian besar siswa setuju bawa laboratorium komputer membuat pelajaran lebih menarik; mereka juga merasakan bahwa penggunaan CD-ROM menyenangkan; dan (2) siswa merasa percaya diri mengerjakan kegiatan-kegiatan berbasis tugas (task-based activities).
Selanjutnya Skinner dan Austin (1999) menyimpulkan bahwa model pembelajaran computer conferencing bermanfaat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan meningkatkan tingkat kepercayaan diri mereka. Sejumlah penelitian lain yang berkaitan dengan manfaat komputer dalam pembelajaran juga telah dilaporkan hasilnya (Noni, 2002; Felix, 2001; Stepp-Greany, 2000; Shulman 2001; Graus, 1999; Choi dan Nesi; 1999; dan Rosetti 1998).
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran sangat bergantung pada perangkat keras dan lunak yang dimiliki. Seiring dengan kemajuan teknologi, perangkat keras komputer saat sekarang ini tidak diragukan lagi kemampuannya untuk tujuan pembelajaran yang dimaksud di atas. Begitu pula halnya dengan perangkat lunak, sudah cukup banyak dijumpai, walaupun sebagian masih relatif mahal harganya. Guru juga dituntut untuk lebih bijak memilih perangkat lunak yang dapat menunjang pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
2.        Komputer dan Siswa
Pengalaman belajar siswa adalah salah satu faktor penentu yang sangat berpengaruh dalam mencapai keberhasilan mereka. Oleh karena itu, guru hendaknya berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menarik. Salah satu modus pembelajaran yang dianggap dapat memenuhi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran di kelas atau sebagai selfaccess learning resource.
Sekaitan dengan bagaimana penggunaan komputer mempengaruhi siswa, Brown (1999) melaporkan bahwa (i) penggunaan komputer memberikan pengaruh positif terhadap penghargaa diri siswa; (ii) siswa dapat belajar secara mandiri tanpa merasa ada orang lain yang mengamati tingkat kesulitan tugas yang dikerjakannya atau kesalahan yang dibuatnya; (iii) sebagai alternatif, siswa juga dapat bekerja secara kelompok, yang bermanfaat bagi siswa dengan kemampuan lebih rendah untuk membangun kepercayaan dirinya yang diperoleh dari siswa lainnya; (iv) komputer menawarkan akses yang fleksibel di mana siswa dapat menggunakannya sesuai dengan waktu yang diinginkannya, baik selama kelas berlangsung atau sebagai tambahan waktu pelajaran; dan (v) pembelajaran berbantuan komputer adalah cara yang efektif secara finansil untuk pembelajaran mandiri, begitupula untuk mengkoordinasikan dan mengelola pembelajaran dan penilaian.
3.        Komputer dan Guru
Peranan guru sangat penting dalam menyelenggarakan pengajaran berbatuan komputer. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa program pembelajaran melaui komputer dibagai ke dalam dua bentuk, yakni dedicated and authoring programs. Dedicated program adalah program pembelajaran yang dapat langsung digunakan tanpa harus memanipulasinya. Sementara, authoring program adalah program yang dapat digunakan untuk memasukkan materi pembelajaran sesuai dengan modus yang telah dirancang untuk itu, sehingga memungkinkan guru untuk membuat materinya sendiri berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam konteks pembelajaran berbantuan komputer, komputer sangat bermanfaat untuk mendukung peranan guru dalam proses belajar mengajar, namun tidak dapat menggantikan guru, yang kehadirannya penting dan senantiasa dibutuhkan sebagai pembimbing dan mediator. Davis dan Shade (1994) mengemukakan bahwa dalam kelas berbantuan komputer guru memiliki peran sebagai instruktur, pelatih atau fasilitator, dan kritikus/evaluator. Peran instruktur diperlukan dari seorang guru terutama untuk mengakrabkan fasilitas komputer berikut perangkat lunaknya kepada siswa, dan senantiasa mendorong siswa untuk mengeksplorasi materi yang ada dalam sistem.
Dengan pengalaman menggunakan komputer yang telah dimiliki, secara bertahap siswa akan lebih mandiri dalam menyelesaikan tugas. Dalam kondisi seperti ini, peran guru sebagai fasilitator sangat dibutuhkan untuk membantu siswa kapan saja selama proses pembelajaran berlangsung. Peran guru sebagai kritikus dibutuhkan sebelum pembelajaran berbantuan komputer dilaksanakan. Dalam hal ini, guru dibutuhkan menyeleksi perangkat lunak yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dan diyakini dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Sebagaimana dalam pengajaran tatap muka dalam kelas konvensional, penggunaan komputer juga memerlukan guru untuk merumuskan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan tujuan ini, guru harus mengidentifikasi dan menyeleksi materi dalam bentuk piranti lunak. Selain itu, guru juga perlu menentukan kegiatan yang harus dikerjakan siswa, baik sebelum kegiatan komputer, selama kegiatan komputer, maupun setelah kegiatan komputer (kalau ada). Evaluasi dapat pula diberikan dalam bentuk konvensional. Namun, sebagian piranti lunak pembelajaran disertai dengan instant feedback sehingga siswa dapat memperoleh umpan balik dari tugas komputer yang dikerjakannya. Ini juga berarti bahwa guru hanya diperlukan untuk memonitor kegiatan dan hasil yang diperoleh.
Dalam kaitan dengan peranan guru di atas, UNESCO (2004) menggariskan bahwa TIK memungkinkan terjadinya model pembelajaran baru yang dapat mengubah peran tradisional guru secara signifikan. Dengan kelebihan TIK, diidentifikasi bahwa ada beberapa peran baru guru, yakni perancang instruksional, pelatih, kolaborator, koordinator tim, penasihat, dan ahli monitoring dan assesmen. Perubahan-perubahan ini terjadi karena kelebihan TIK dalam beberapa hal, antara lain: (i) sumber belajar yang dapat dibagi (penggunaan video dan materi berbasis internet), (ii) ruang belajar yang digunakan bersama, yang dimungkinkan dengan jaringan komputer di sekolah, (iii) terjadinya pembelajaran kolaboratif yang dimungkinkan dengan adanya komunikasi berbatuan komputer, (iv) perubahan pembelajaran ke arah yang lebih otonomi yang dimungkinkan dengan pembelajaran secara mandiri melalui perangkat TIK.
4.    Beberapa Perangkat Lunak/Fasilitas TIK untuk Tujuan Media Pembelajaran
a. CD-ROM
CD ROM adalah disket optik  yang digunakan sebagai media untuk menyimpan informasi dalam jumlah yang cukup besar (+ 600 MB), yang dapat diakses dan dibaca di monitor, atau dicetak melalui printer. CD dapat menyimpan informasi dalam berbagai bentuk, seperti: teks, gambar, presentasi, slide, audio dan video. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, sudah cukup banyak materi pembelajaran yang disimpan dalam bentuk CD-Rom dan mudah didapatkan di pasaran. Kontennya juga cukup bervariasi dari berbagai bidang ilmu. Penyajian materi pada umumnya lebih interaktif.
b. Internet
Internet adalah jaringan internasional yang mengkoneksikan ribuan bahkan jutaan komputer dengan muatan isi yang beragam, seperti pendidikan, pemerintahan, bisnis, budaya, dan teknologi. Jaringan internet ini memungkinkan individu berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lainnya melalui komputer dari berbagai belahan dunia dengan biaya yang cukup terjangkau. Beberapa fasilitas dan aktivitas internet yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran adalah email, forum diskusi, web browsing, dan chatroom.
Email adalah fasilitas internet yang digunakan untuk berkorespondensi, mengirim dan menerima surat, gambar, suara, dan video. Dengan fasilitas ini, guru dapat mengirim tugas kepada siswa, dan sebaliknya siswa dan menyetor tugasnya. Bahkan pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa memanfaatkan fasilitas ini untuk mengkonsultasikan tugas akhirnya dan koreksi dapat secara langsung dilakukan oleh dosen pada naskah tugas akhir yang dikirim oleh mahasiswanya.
Web browsing adalah kegiatan penelusuran sumber informasi yang dibutuhkan. Perlu diketahui bahwa saat ini sumber informasi yang terkaya dan terkini adalah internet. Beberapa bentuk sumber informasi yang dapat diperoleh antara lain adalah buku elektronik (e-book), jurnal, majalah, surat kabar, artikel, materi pembelajaran siap pakai, rencana pembelajaran, gambar, suara, video, dan laporan hasil penelitian. Dengan kata lain, internet dapat dianggap sebagai perpustakaan elektronik (e-library). Oleh sebab itu, kehadiran internet dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh guru untuk memperkaya sumber bahan ajarnya.
c. Sistem Manajemen Pembelajaran
Sistem manajemen pembelajaran yang dikenal dengan istilah learning management System (LMS) merupakan perangkat lunak dalam bentuk portal pembelajaran. Pada umumnya LMS menyediakan ruang bagi guru untuk menyimpan materi (upload) berikut tugas yang diberikan kepada siswa. Di lain pihak, LMS ini juga menyediakan ruang kepada siswa untuk mengerjakan atau menyetor tugas. Pada umumnya, LMS membutuhkan pengguna untuk login sesuai dengan kapasitasnya, admin, guru, siswa, atau tamu. Beberapa LMS menyediakan fasilitas untuk aktivitas chat, forum diskusi, pemberian nilai, dan jurnal.
d. Authoring Program/Template Pengembangan Bahan Ajar
Authoring Program adalah template yang digunakan untuk mengembangkan bahan ajar. Program ini dapat dalam bentuk freeware (perangkat gratis) atau paket yang harus dibeli. Keuntungannya adalah guru dapat mengembangkan materinya sendiri sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.