I. OPERATING
SYSTEM
A.
DOS
(Disk Operating System)
MS-DOS, singkatan dari Microsoft Disk Operating
System, adalah sebuah sistem operasi yang sangat banyak digunakan oleh komputer
IBM-PC atau yang kompatibel dengannya. Microsoft membuat MS-DOS sebagai sebuah
sistem operasi mainstream, sebelum pada akhirnya menghentikan dukungan MS-DOS
secara perlahan ketika mereka membuat sebuah sistem operasi berbasis antarmuka
grafis (dikenal juga dengan sebutan GUI) untuk pasar mainstream, yang disebut
sebagai Microsoft Windows.
MS-DOS dirilis pertama kali pada tahun 1981, dan
seiring dengan waktu, Microsoft pun meluncurkan versi yang lebih baru dari
MS-DOS. Tidak kurang hingga delapan kali Microsoft meluncurkan versi-versi baru
MS-DOS dari tahun 1981 hingga Microsoft menghentikan dukungan MS-DOS pada tahun
2000. MS-DOS merupakan salah satu kunci keberhasilan Microsoft dalam
memproduksi perangkat lunak, dari sebuah perusahaan kecil pembuat bahasa pemrograman
saat didirikan hingga menjadi sebuah perusahaan perangkat lunak yang seolah
menguasai dunia.
1.
Sejarah
MS-DOS sebenarnya dibuat oleh sebuah perusahaan
pembuat komputer, yang bernama Seattle Computer Products (SCP) yang dikepalai
oleh Tim Patterson–yang belakangan direkrut oleh Microsoft untuk mengembangkan
DOS–pada tahun 1980 sebagai sebuah perangkat lunak sistem operasi dengan nama
Q-DOS (singkatan dari Quick and Dirty Operating System), yang selanjutnya
diubah namanya menjadi 86-DOS, karena Q-DOS didesain agar dapat berjalan pada
komputer dengan prosesor Intel 8086. Microsoft pun membeli lisensinya dengn
harga 50.000 dolar Amerika dari SCP, lalu mengubah namanya menjadi MS-DOS.
Selanjutnya, saat IBM hendak meluncurkan komputer pribadi yang disebut dengan
IBM PC, Microsoft pun menjual lisensi MS-DOS kepada IBM.
2.
Pengembangan
IBM dan Microsoft selanjutnya merilis versi-versi DOS;
di mana versi IBM yang langsung dibundel dengan komputer IBM PC disebut dengan
“IBM PC-DOS” (singkatan dari International Business Machine Personal Computer
Disk Operating System). Pada awalnya, IBM hanya menggunakan apa yang layak
digunakan dari MS-DOS yang dirilis oleh Microsoft, seperti program-programnya
atau utilitas yang disertakannya. Karena itulah, versi IBM selalu dirilis lebih
lambat dibandingkan dengan versi MS-DOS. Tapi, MS-DOS versi 4.0 adalah versi
MS-DOS pertama yang benar-benar sama seperti IBM PC-DOS, karena Microsoft
sedang berkonsenstrasi untuk mengembangkan sebuah sistem operasi penerus DOS,
yang disebut dengan OS/2.
Microsoft, ketika melisensikan DOS kepada IBM,
menandatangani perjanjian lisensi yang salah satu poinnya mengandung bahwa
Microsoft boleh melisensikan MS-DOS kepada perusahaan selain IBM, dan para
perusahaan tersebut dipersilakan mengubah nama MS-DOS menjadi nama yang mereka
gunakan (contoh: TandyDOS, Compaq DOS, dan lainnya). Kebanyakan versi-versi
tersebut tentu saja sama dengan versi yang telah dikembangkan oleh Microsoft
dengan MS-DOS-nya, tapi Microsoft mulai mencabut perjanjian lisensinya sehingga
para perusahaan lain harus menggunakan nama MS-DOS, bukannya nama yang telah
dikustomisasi sebelumnya. Hanya IBM yang diberikan keleluasaan untuk terus
menggunakan nama IBM PC-DOS, bukannya MS-DOS.
MS-DOS pun berkembang dengan cukup cepat, dengan
fitur-fitur signifikan yang diambil dari beberapa sistem operasi lainnya
seperti Microsoft Xenix–salah satu varian sistem operasi UNIX yang dikembangkan
oleh Microsoft–dan DR-DOS milik Digital Research, serta produk-produk utilitas
lainnya seperti Norton Utilities dari Symantec Corporation (produk yang
diadopsi seperti Microsoft Disk Defragmenter), PC-Tools dari Central Points
(produk yang diadopsi seperti Microsoft Anti-Virus), manajer memori diperluas
atau EMM (Expanded Memory Manager) QEMM dari Quarterdeck (produk yang diadopsi
seperti EMM386), kompresi disk (atau disk compression) DriveSpace dari Stac
Electronics, dan masih banyak produk yang diadopsi lainnya.
Ketika Intel Corporation memperkenalkan mikroprosesor
baru yang disebut dengan Intel 80286, Microsoft dan IBM memulai proyek sistem
operasi baru pengganti DOS yang disebut dengan OS/2, yang pada dasarnya adalah
versi MS-DOS yang berjalan dalam modus terproteksi (protected mode). Tapi,
Microsoft meninggalkan proyek OS/2 tersebut untuk memfokuskan diri pada pengembangan
Microsoft Windows dan Microsoft Windows NT. Digital Research membuat sebuah
antarmuka grafis yang disebut dengan GEM, tapi sangat kurang populer pada
komputer IBM PC atau kompatibel. GEM ternyata mendapat pasarnya pada mesin
komputer ATARI ST, tapi akhirnya disalip lagi oleh Microsoft dengan versi
Windows 3.0 (Anonim, 2011).
Menurut Anonim (2011), perintah
DOS adalah
perintah-perintah yang dapat dijalankan di dalam sistem operasi DOS. Dalam sistem operasi DOS, terdapat
dua jenis perintah, yakni:
·
Perintah internal (internal command), yakni
perintah-perintah yang telah dimasukkan ke dalam COMMAND.COM (interpreter perintah DOS),
sehingga dapat langsung dieksekusi oleh kernel DOS, di mana saja.
·
Perintah eksternal (external command), yakni
perintah-perintah yang tidak dimasukkan ke dalam COMMAND.COM, dan membutuhkan
sebuah berkas yang dapat dieksekusi (berupa program DOS) yang harus terdapat
dalam direktori aktif.
Menurut Nurulaisyah (2011), menghidupkan
komputer (mengaktifkan sistem operasi) booting :
1.
Cold Boot (Booting Dingin) menghidupkan atau
mengaktifkan komputer melalui tombol power/switch yang ada pada CPU atau dengan
kata lain mengaktifkan komputer pertama kali pada saat komputer dalam keadaan
mati/off.
2.
Warm Boot (Booting Panas) memuat kembali sistem
operasi kedalam komputer pada saat komputer tetap/sedang menyala (on) atau
dengan cara me-reset.
B. WINDOWS 7
Windows 7
adalah rilis terkini Microsoft
Windows yang menggantikan Windows
Vista. Windows 7 dirilis untuk pabrikan komputer
pada 22
Juli
2009
dan dirilis untuk publik pada 22
Oktober 2009,
kurang dari tiga tahun setelah rilis pendahulunya, Windows Vista (Wikipedia,
2011).
Tidak seperti pendahulunya yang
memperkenalkan banyak fitur baru, Windows 7 lebih fokus pada pengembangan dasar
Windows, dengan tujuan agar lebih kompatibel dengan aplikasi-aplikasi dan
perangkat keras komputer yang kompatibel dengan Windows Vista. Presentasi Microsoft tentang Windows 7 pada
tahun 2008
lebih fokus pada dukungan multi-touch
pada layar, desain ulangtaskbar
yang sekarang dikenal dengan nama Superbar, sebuah sistem jaringan rumahan
bernama HomeGroup, dan peningkatan performa. Beberapa aplikasi standar yang
disertakan pada versi sebelumnya dari Microsoft Windows, seperti Windows
Calendar, Windows Mail, Windows Movie Maker, dan Windows Photo Gallery, tidak
disertakan lagi di Windows 7 kebanyakan ditawarkan oleh Microsoft secara
terpisah sebagai bagian dari paket Windows Live Essentials yang gratis.
Windows 7 memiliki 6 versi yang sama
dengan Windows Vista. Hanya saja ada perbedaan nama, jika Windows Vista
memiliki versi Business maka pada Windows 7 versi tersebut dinamakan
Professional. Windows 7 Ultimate,
Windows 7 Professional,
Windows 7 Enterprise,
Windows 7 Home Premium,
Windows 7 Home Basic,
dan Windows 7 Starter
(Wikipedia, 2011).
Menurut Hery (2011), Prosedur
Instalasi windows 7 :
1.
Windows 7 dan Ubuntu : Booting ke media installer
Untuk mengatur agar komputer booting langsung dari
drive dimana installer OS anda tempatkan, masuklah ke BIOS. Cara untuk masuk ke
BIOS beragam tergantung dari tipe motherboard dan merek komputer. Umumnya
dengan menekan tombol DEL saat komputer baru dihidupkan.
Kemudian aturlah urutan booting (booting sequence)
agar meload drive DVD/CD dimana installer berada. Tergantung jenis motherboard,
biasanya setting untuk mengatur boot sequence ada pada bagian 'Advanced Bios
Features'. Gunakan tombol Page Up/Page Down atau tombol +/- tergantung
jenis BIOS.
Umumnya komputer yang dibuat diatas tahun 2007
memiliki kemampuan untuk mengatur urutan booting tanpa harus masuk ke BIOS.
Pilihannya tergantung pada masing-masing merek komputer. Segera setelah komputer
dihidupkan, tekan tombol F2 atau F8 sesuai dengan keterangan yang tertera
dilayar ketika booting. Aturlah agar komputer booting pertama kali melalui
Drive DVD atau CD dimana installer anda tempatkan.
Setelah itu pilih Save and Exit (F10) untuk menyimpan
perubahan dan restart. Pilih 'Yes' jika ditanya apakah ingin menyimpan
perubahan.
2.
Installation Screen
Windows 7 : anjuranku
biarkan saja setting default dan langsung saja tekan tombol Next, kemudian klik
tombol 'Install Now', setujui License Terms dengan mengklik 'I accept license
terms' lalu klik Next. Pilih 'Custom' pada pilihan 'Which type of installation
do you want?' untuk menginstal. Ubuntu : klik Install Ubuntu.
3.
Mengatur Partisi
Partisi adalah pembagian harddisk menjadi beberapa
bagian. Selalu ingat untuk memisahkan partisi untuk sistem operasi dengan
partisi untuk data. Keuntungan untuk membagi partisi sesuai peruntukannya
adalah jika kelak terjadi kerusakan pada sistem operasi, data-data penting yang
kita miliki tidak ikut rusak. Jadi selalu bedakan partisi untuk sistem dengan
partisi untuk data.
Pada instalasi Windows 7 maupun Ubuntu, masing-masing
sistem operasi memiliki utitily bawaan untuk mempartisi harddisk.
Windows 7 : Jika komputer anda belum di
partisi, anda hanya akan melihat satu harddisk, biasanya drive C. Anda bisa
langsung menginstal di drive C dan membuat partisi setelahnya. Versi Windows 7
professional hingga Ultimate menyediakan tool untuk mempartisi harddisk setelah
instalasi. Juga bisa mencoba pilihan 'Drive Option' untuk membuat partisi
sekaligus memformatnya. Perhatian : saya anjurkan pilihan ini jika anda
memiliki harddisk yang sama sekali kosong atau berisi data yang boleh
dihapus. Anda tidak perlu khawatir, baca baik-baik keterangan yang diberikan
(punya kamus bhs inggris kan?) anda pasti memahaminya. Ingat sebaiknya
persiapkan 1 partisi harddisk untuk sistem operasi saja (biasanya drive C) dan
1 partisi harddisk untuk penyimpanan data. Tipe file system yang
dianjurkan adalah NTFS atau WinFS.
Ubuntu : Yang harus diingat dalam
pengaturan partisi di Linux manapun (termasuk Ubuntu) adalah menyiapkan 1
partisi untuk sistem operasi dan 1 partisi untuk swap kemudian 1 partisi
untuk penyimpanan data. Partisi swap digunakan Linux sebagai virtual memory saat
memory utama (RAM) telah habis terpakai. Keberadaan partisi swap ini vital
untuk mendukung kinerja dari sistem operasi linux. Anda dengan mudah membuat
partisi swap di linux dengan memilih tipe filesystem 'Swap' pada saat proses
instalasi.
Susunan partisi yang dianjurkan adalah :
1.
Partisi pertama diformat dengan tipe file system Ext3
dan tandai sebagai /boot dengan ukuran minimal 10 Gb - diperuntukkan untuk
sistem operasi
2.
Partisi kedua diformat dengan tipe file system Swap
dengan ukuran minimal 1 Gb - diperuntukkan untuk Swap
3.
Partisi ketiga diformat dengan tipe file Ext3 (jika
sebelumnya sudah berformat NTFS atau WinFS, tidak perlu diformat ulang, karena
Ubuntu tetap bisa membacanya) - diperuntukkan sebagai penyimpanan data
Bagian yang paling kritis
yaitu mengatur partisi sudah kita lewati. Kini saatnya melanjutkan proses
instalasi OS. Tekan tombol Next atau Continue. Anda akan diminta menentukan
nama komputer, cari yang keren, nama pengguna dan password.
Sangat dianjurkan untuk
menggunakan password pada Sistem Operasi sebagai langkah awal melindungi
komputer dari tangan-tangan jahil. Jadi, pastikan jangan mengosongkan kolom
password.
Proses selanjutnya adalah
menunggu hingga proses instalasi selesai. Terakhir anda akan diminta untuk
restart untuk menyelesaikan proses instalasi.
Menurut Efjeer (2009), ada 20 keunggulan windows 7, yaitu:
1.
Kemudahan dan Kenyamanan
Anda harus tahu bahwa
Windows 7 tidak akan memiliki perubahan drastis dari segi arsitektur perangkat
lunak seperti Vista dari XP — Microsoft sendiri sudah berjanji bahwa pengguna
yang meakukan upgrade dari Vista tidak akan menemui masalah kompatibilitas.
Karena Windows 7 tidak banyak berubah di belakang layar, Microsoft dapat
memfokuskan pengembangan pada pengalaman pemakaian OS itu sendiri dan bukan
pada berbagai aspek teknis lain seperti keamanan dan stabilitas.
Sebagian besar perubahan
yang dikemas Windows 7 berusaha untuk meningkatkan kemudahan dan kenyamanan
pengguna, dan di bawah ini adalah beberapa dari fitur-fitur baru Windows 7 yang
sudah terlihat di demonstrasi PDC Microsoft.
2.
Taskbar
Mendapat perubahan
terbesar sejak pertama kali debut di Windows 95. Windows 7 sudah tidak akan
lagi menampilkan ikon aplikasi kecil lengkap dengan nama aplikasi melainkan
hanya ikon berukuran besar mirip dengan Mac OS X. Daftar jendela yang
ditampilkan saat menempatkan tetikus di atas ikon aplikasi juga diganti dengan
user interface (UI) “ribbon” yang menampilkan thumbnail jendela yang terbuka
secara menyamping.
Alat-alat lain yang terhubung ke komputer seperti kamera juga akan muncul di taskbar bersama jendela aplikasi. Secara keseluruhan fitur ini membuat Windows 7 tampil menarik.
Alat-alat lain yang terhubung ke komputer seperti kamera juga akan muncul di taskbar bersama jendela aplikasi. Secara keseluruhan fitur ini membuat Windows 7 tampil menarik.
3.
System Tray
Secara resmi dinamakan
sebagai “Notification Area” Microsoft akhirnya memungkinkan pengguna alat-alat
untuk menata area desktop yang sering berantakan ini. Pengguna dapat memiliki
ikon apa saja yang ditampilkan di System Tray, mengubah posisi ikon dan apakah
mereka diperbolehkan menarik perhatian pengguna dengan notifikasi.
4.
Jump List
Menu jump list akan muncul
di Start Menu atau saat pengguna melakukan klik di salah satu aplikasi Taskbar,
memberikan beberapa pilihan pada pengguna untuk melakukan berbagai aksi yang
didukung aplikasi. Gambar di bawah ini memperlihatkan jump list Windows Media
Player (WMP) yang memberikan opsi pada pengguna untuk memutar lagu, melihat
lagu-lagu terakhir yang diputar dan banyak lagi.
5.
User Account Control (UAC) yang Lebih Baik
UAC merupakan salah satu
fitur yang paling dibenci pengguna Windows Vista. Kini selain pilihan “On” dan
“Off” pengguna dapat memilih agar UAC hanya muncul saat instalasi aplikasi atau
saat sebuah aplikasi mengubah konfigurasi Windows saja. Belum diketahui apakah
perubahan ini cukup untuk menjadikan UAC dari musuh menjadi teman, tetapi
perubahan ini setidaknya akan menjadikan UAC Windows lebih ramah.
6.
Kinerja
Microsoft mengatakan bahwa
mereka banyak melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja dan stabilitas
Windows 7 seperti mengurangi waktu boot dengan mengaktifkan beberapa aplikasi
secara parallel, metode manajemen memori baru dan banyak lagi. Saat ini masih
terlalu dini untuk membicarakan kinerja, kita harus menunggu datangnya versi
yang sudah hampir rampung untuk mendapatkan benchmark yang berarti, tetapi
menurut Technologizer, Windows 7 terasa sangat cepat dioperasikan di laptop
Dell yang dipinjamkan Microsoft — dan bersih dari bloatware.
7.
Device Stage
Fitur baru ini
mengumpulkan semua hal yang berhubungan dengan peripheral di satu tempat untuk
memudahkan pengguna seperti konfigurasi, fitur, dokumentasi bahkan layanan
pembelian tinta printer dan lain-lain.
8.
Libraries
Apabila Anda sudah
mengenal konsep library untuk lagu seperti yang dimiliki iTunes, konsep library
di Windows 7 juga tidak akan asing bagi Anda. Fitur ini mengumpulkan semua file
dalam PC Anda berdasarkan tipe ke dalam library masing-masing untuk memudahkan
manajemen media. Sebagai contoh, semua foto dari semua PC dan jaringan akan
dikumpulkan di sebuah library foto yang dapat diakses di satu tempat seperti
gambar di bawah ini.
9.
HomeGroups
Windows 7 memperkenalkan
fitur jaringan baru bernama HomeGroups yang bertujuan untuk memudahkan beberapa
komputer satu jaringan untuk saling berbagi file dan peripheral, seolah-olah
semua itu terletak pada satu PC yang sama. Walaupun fitur-fitur Windows
Networking sejak dulu selalu bertujuan sama, pada kenyataannya konfigurasi
untuk menggunakan printer jaringan masih tetap terlalu sulit untuk sebagian
besar pengguna.
10. “Peeking”
(Mengintip)
Fitur peeking pada Windows
7 memudahkan pengguna untuk dengan cepat membaca konten dalam satu jendela
tanpa perlu berinteraksi dengan jendela tersebut. Menempatkan cursor di atas
thumbnail jendela di Task Bar akan mengubah semua jendela yang terbuka menjadi
transparan kecuali jendela yang dipilih. Selain dapat “mengintip” jendela
aplikasi tertentu pengguna juga dapat mengintip desktop Windows.
11. Sidebar
Tidak Lagi Digunakan
Jika dibandingkan dengan
widget Mac OS X yang dapat ditempatkan di desktop, perbedaan paling mencolok
dari gadget Microsoft adalah peletakannya pada sidebar di sebelah kanan layar.
Di Windows 7, sidebar tersebut dihilangkan karena dianggap terlalu banyak
menggunakan tempat yang ada dan gadget kini dapat diletakkan langsung di
desktop. Walaupun hal ini juga sebenarnya dapat dilakukan di Vista .
12. Kompatibilitas
iTunes
WMP kini mendukung dua
format media favorit Apple: AAC untuk audio dan H.264 untuk video. WMP ini juga
dapat menemukan library iTunes yang ada pada jaringan dan memutar isinya.
Fairplay DRM Apple tidak didukung, tetapi entah kenapa memutar sebuah video
podcast yang beresolusi lumayan terlihat buruk di WMP.
13. WMP
Minimalis
Ketika Anda melakukan klik
kanan pada sebuah file media di Windows Explorer dan menggunakan WMP untuk
memutarnya, WMP akan muncul dalam mode minimalis yang tidak mendominasi desktop
Anda. Anda juga bisa memutar media pada preview pane Windows Explorer tanpa
perlu meluncurkan WMP sama sekali.
14. Streaming
Multimedia
W7 menambahkan fitur
pengiriman file media dari PC ke berbagai alat yang mendukung streaming seperti
sistem musik Sonos melalui jaringan. Microsoft mengatakan bahwa Windows 7 akan
mengubah file ke dalam format sehingga dapat diputar oleh pemutar media Anda.
Hal ini juga berarti Microsoft sudah selangkah lagi mendekati cita-cita Bill
Gates menjadikan Windows pusat media di rumah. Versi Media Center dari Windows
7 juga mendapatkan upgrade besar.
15. Pengaturan
Jendela Otomatis
Geser jendela mendekat
tepi kanan atau kiri maka jendela tersebut akan langsung berubah ukuran menjadi
setengah layar. Hal ini ditujukan untuk memudahkan Anda menyusun dua jendela
secara berdampingan (seperti browser atau dokumen Word) agar Anda dapat dengan
mudah bekerja pada kedua jendela sekaligus.
16. Mencari
Semua Tempat Sekaligus
Fitur Windows 7 bernama
“Search Federation” memungkinkan Anda untuk mengikutkan berbagai komputer,
media penyimpanan jaringan dan situs ke dalam pencarian Windows 7.
17. Tema
Microsoft sudah sangat
lama sekali tidak mengantarkan perubahan besar pada fitur kustomisasi tema di
Windows. Di Windows 7 Microsoft menyediakan sebuah pemilih tema baru yang lebih
baik dengan fitur preview dalam ukuran asli dan memungkinkan Anda untuk
menyimpan tema kustom hanya dengan dengan beberapa klik. Microsoft juga
berencana untuk mengganti namanya dari Themes menjadi Styles.
18. Windows
Live
Secara resmi Microsoft
memiliki mengemas sedikit sekali aplikasi pada Windows 7, tidak seperti Vista .
Aplikasi Photo Gallery, Movie Maker dan email telah dijadikan unduhan gratis
yang disebut Windows Live Esentials, walaupun Microsoft tetap berharap berbagai
vendor PC tetap akan mengemas Windows Live Essentials ke dalam komputer yang
mereka jual.
19. Paint
Baru
Windows Paint yang sudah
banyak terlupakan mendapatkan upgrade besar, kini tampil dengan UI ribbon dari
Office 2007 yang sekarang telah menjadi standar di berbagai aplikasi Microsoft.
Walaupun masih banyak yang menganggap Paint.net sebagai alternatif pengganti
Paint yang lebih baik.
20. Fitur
Layar Sentuh
Windows 7 adalah versi
Windows pertama yang mendukung multi-touch yang memungkinkan Anda mengendalikan
OS ini dengan kedua tangan. Masih banyak yang ragu apakah multi-touch akan
merevolusi dunia PC sebagaimana ia merevolusi dunia ponsel. Saat ini hampir
tidak ada PC yang beredar di pasar yang mendukung fitur layar sentuh selain
TouchSmart dari HP dan Latitude XT dari Dell.
Menurut Anonim (2009), kelemahan windows 7 :
1.
Beberapa aplikasi belum bisa
beroperasi di Windows 7.
2.
Bug pada Windows Player 12.
3.
Ada hardware yang bisa langsung
dikenali di Vista, tapi tidak di Windows 7.
4.
Susah memaksa software yang
sebelumnya bisa dipaksakan diinstall di Vista, juga dipasang di Windows 7.
II. PERANGKAT KOMPUTER ( MOUSE, MONITOR)
A.
MOUSE
Mouse adalah
alat untuk memasukkan perintah ke komputer dengan metode pointer pada layar.
Mouse merupakan perangkat input selain keyboard. Jika pada keyboard untuk
memindahkan tempat kursor pada layar harus menggunakan tombol navigasi up,
down, left dan right maka pada mouse cukup dengan menggeser mouse
ke atas- ke bawah atau kekiri-ke kanan.
Mouse pertama
kali dibuat pada tahun 1963 oleh Douglas Engelbart
berbahan kayu dengan satu tombol. Kemudian muncul mouse model kedua dengan 3
tombol. Dan pada tahun 1970, Douglas Engelbart memperkenalkan mouse yang dapat
mengetahui posisi X-Y pada layar. Mouse ini dikenal dengan
nama X-Y Position Indicator (Eko Purnomo, 2010).
Menurut Eko Purnomo
(2010), bagian-bagian Mouse :
1.
Tombol
Yaitu sebuah saklar tekan yang dipakai oleh pengguna untuk
memilih atau menjalankan program. Pada mouse model Windows mempunyai
tombol 2 buah, yaitu kiri dan kanan. Tombol ini berfungsi
mirip dengan tombol ENTER dan ESC pada
keyboard. Tentang tombol mana yang dipakai untuk ENTER dan yang mana untuk ESC
biasanya bisa dirubah pada menu konfigurasi mouse.
Selain mouse dengan dua tombol, ada juga
mouse dengan 1 tombol yaitu mouse untuk Macintosh (Apple)
2.
Sensor gerakan
Sensor gerakan letaknya ada disebelah bawah mouse. Sensor ini
bermacam-macam, mulai dari yang mekanis sampai dengan sistem optical
dengan berbagai jenis cahaya. Sensor gerakan berfungsi mendeteksi
pergerakan mouse untuk diubah menjadi sinyal elektronik dan dikirim ke
komputer.
3.
Driver modul
Yaitu sebuah rangkaian elektronik yang
mengubah sinyal-sinyal elektronik dari sensor menjadi sinyal data
sesuai dengan sistem koneksi yang dipakai, misalnya dengan koneksi COM
(serial), PS2 atau dengan USB.
4.
Koneksi mouse
Koneksi mouse ini kebanyakan menggunakan kabel dengan
socket pada ujungnya. Saat ini sudah mulai banyak mouse dengan teknologi tanpa
kabel (wireless), sehingga koneksi mouse tidak lagi
menggunakan kabel namun menggunakan inframerah atau bluetooth.
Menurut
Eko Purnomo (2010), jenis-jenis mouse :
1.
Mouse Mekanis
Pada mouse mekanis digunakan sebuah bola
untuk mendeteksi gerakan kekiri-kekanan dan keatas-kebawah. Prinsip
kerjanya adalah bola tersebut menyentuh sensor X dan
sensor Y.
Kedua sensor mekanis tersebut kemudian dihubungkan ke sebuah
sensor elektronis yang dapat membaca perubahan sensor. Sinyal sinyal elektronik
dari sensor kemudian dikirim ke komputer melalui sebuah antarmuka data.
Kelemahan dari mouse mekanis adalah mouse
ini membutuhkan perawatan berkala yaitu membersihkan sensor
dari kotoran yang menempel dari bola. Selain itu ketepatan
mouse ini juga kurang detail, jadi kurang bagus dipakai untuk
menggambar.
2.
Mouse Optical
Mouse generasi selanjutnya adalah mouse optical,
artinya sensor gerakan diambil melalui sebuah sensor cahaya.
Mouse optical tidak memakai bola dalam mendeteksi gerakan namun mendeteksi
pantulan dari pergerakan mouse terhadap tatakan mouse.
Kelebihan dari mouse optical adalah bebas
dari perawatan dan resolusinya lebih detail,
sehingga pergerakan mouse pada layar menjadi lebih tepat dan akurat.
3.
Mouse Wireless
Mouse Wireless adalah mouse yang tidak
menggunakan kabel untuk menghubungkan mouse ke
komputer. Pada mouse wireless dipakai teknologi infra merah,
bluetooth atau sinyal radio.
Jadi pada mouse harus dipasang sumber daya
untuk menghidupkan sirkuit elektronik pada mouse.
Menurut Eko Purnomo
(2010), sistem koneksi mouse:
1.
COM/ Port Serial
Yaitu menggunakan sistem koneksi serial dengan antarmuka RS232.
Sistem koneksi ini dipakai pada kurun waktu sebelum 1997 (Sebelum era windows
98).
2.
PS2
Yaitu menggunakan sistem baru antarmuka mouse-keyboard
IBM/PS2 yang lebih cepat dari sistem koneksi port serial.
Sistem ini muncul bersamaan dengan Windows 98 dan masih banyak
dipakai sampai sekarang.
3.
USB
Yaitu sistem koneksi mouse menggunakan USB.
Sistem ini mulai banyak dipakai setelah tahun 2002, yaitu saat berkembangnya Windows
XP. Sistem koneksi mouse menggunakan USB banyak dipakai pada Laptop.
B.
MONITOR
Monitor komputer adalah salah satu jenis soft-copy device, karena keluarannya adalah berupa sinyal elektronik,
dalam hal ini berupa gambar yang tampil di layar monitor. Gambar yang tampil
adalah hasil pemrosesan data
ataupun informasi masukan. Monitor memiliki berbagai ukuran layar seperti layaknya
sebuah televisi. Tiap merek dan ukuran monitor memiliki tingkat resolusi yang
berbeda. Resolusi ini lah yang akan menentukan ketajaman gambar yang dapat
ditampilkan pada layar monitor. Jenis-jenis monitor saat ini sudah sangat
beragam, mulai dari bentuk yang besar dengan layar cembung, sampai dengan
bentuk yang tipis dengan layar datar (flat). Untuk saat ini monitor komputer
terdiri dari beberapa jenis, di antaranya, monitor tabung sinar kathoda, monitor LCD, monitor plasma
dan monitor OLED
(Wikipedia, 2011).
III. TIK DALAM PENDIDIKAN
C.
Pengertian TIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu
Teknologi Informasi
dan Teknologi
Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Teknologi komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat
bantu untuk memproses dan mentrasfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Karena itu, penguasaan TIK berarti kemampuan memahami dan menggunakan alat TIK
secara umum termasuk komputer (Computer literate) dan memahami informasi (Information
literate). UNESCO (2004) mendefenisikan bahwa TIK adalah teknologi yang
digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mengelola dan mendistribusikan
informasi. Defenisi umum TIK adalah computer, internet, telepon, televisi, radio,
dan peralatan audiovisual.
D.
Model Pengembangan TIK
dalam Pendidikan
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan prangkat keras TIK, khususnya
komputer. Teemu Leinonen (2005) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase.
Fase pertama (akhir 1970an – awal 1980an) adalah fase programming, drill and practice. Fase
ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan
latihalatihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika
dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
Fase kedua (akhir 1980an – awal 1990an) adalah fase computer based training (CBT) with
multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini
adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan
komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses
pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi,
dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa
manusia memiliki perbedaan. Sebagian bias belajar dengan baik kalau
mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton filem/animasi, sebagian
lainnya mungkin lebih baik kalau mendengarkan atau membaca.
Fase ketiga (awal 1990an) adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada
fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat
itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video
dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum
maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
Fase keempat (akhir 1990an – awal 2000an) adalah fase e-learning yang merupakan fase
kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan
e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk
e-learning maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah
cukup banyak paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang
mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa
dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat
bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi
yang telah dibacanya.
Fase kelima (akhir 2000) adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai
dengan banyaknya bermunculan perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran
gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat
diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang
mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini,
pembelajaran melalui komputer terjadi tidakhanya menerima materi dari internet
saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.
Peranan TIK dalam pendidikan yang
diuaraikan di atas mengisyaratkan bahwa pengembangan TIK untuk mendukung
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang mutlak. Dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, program pengembangan TIK
bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
1.
Tahap pertama meliputi (a)
merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet, yang menghubungkan
sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi, serta jaringan internet sebagai
sarana dan media komunikasi dan informasi di sekolah, (b) merancang dan membuat
aplikasi database, (c) merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk
pengelolaan pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan (d) merancang dan membuat
aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia, dan interaktif.
2.
Tahap kedua meliputi (a)
melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia yang meliputi
pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga pelaksana dan guru dan (b)
merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.
3.
Tahap ketiga dan keempat
adalah tahap memperluas implementasi sistem disekolahsekolah.
Uraian di atas lebih berfokus pada tahapan-tahapan yang
diharapakan dilakukan Depdiknas dalam kurung waktu tahun 2005-2009 dalam rangka
pengembangan TIK dalam pendidikan. Dalam merealisasikan rencana ini, Depdiknas
membangun ICT Center Kabupaten/Kota
melalui Program Jardiknas yang terdiri atas jaringan komputer, internet, dan TV
Edukasi. ICT Center ini akan
terkoneksi dengan sekolah-sekolah dan kantor dinas pendidikan sebagaimana
digambarkan pada gambar 2. Selain itu, guru perlu juga diperlengkapi dengan
pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menggunakan perangkat TIK. Untuk
itu, manajemen sekolah perlu mengetahui kesiapan dan pelatihan TIK yang
dibutuhkan guru. Instrumen pada lampiran dapat digunakan untuk tujuan ini.
Penelitian tentang pengembangan TIK di negara-negara maju dan
sedang berkembang menunjukkan bahwa sekurang-kurangnya ada empat pendekatan
mengenai pemanfaatan TIK oleh sistem pendidikan dan sekolah. Keempat pendekatan
ini merupakan tahapan kontinum, yang oleh UNESCO diistilahkan dengan pendekatan
emerging, applying, infusing, dan transforming.
Pendekatan Emerging dicirikan
dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada tahap permulaan. Pada pendekatan ini,
sekolah baru memulai membeli atau membiayai infrastruktur TIK, baik berupa
perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemampuan TIK guru-guru dan staf
administrasi sekolah masih berada pada tahap memulai eksplorasi penggunaan TIK
untuk tujuan manajemen dan menambahkan TIK pada kurikulum. Pada tahap ini
sekolah masih menerapkan sistem pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah
ada kepedulian tentang bagaimana pentingnya penggunaan TIK tersebut dalam konteks
pendidikan.
Pendekatan Applying dicirikan
dengan sudah adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam
konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Para tenaga pendidik dan
kependidikan telah menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan
manajemen sekolah dan tugas-tugas berdasarkan kurikulum. Sekolah juga sudah
mencoba mengadaptasi kurikulum agar dapat lebih banyak menggunakan TIK dalam
berbagai mata pelajaran dengan piranti lunak yang tertentu.
Pendekatan Infusing menuntut
adanya upaya untuk mengintegrasikan dan memasukkan TIK ke dalam kurikulum. Pada
pendekatan ini, sekolah telah menerapkan teknologi berbasis komputer di
laboratorium, kelas, dan bagian administrasi. Guru berada pada tahap
mengeksplorasi cara atau metode baru di mana TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan
profesional mereka.
Pendekatan Transforming dicirikan
dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan dan memperbaharui organisasinya
dengan cara yang lebih kreatif. TIK menjadi bagian integral dengan kegiatan
pribadi dan kegiatan profesional sehari-hari. Fokus kurikulum mengacu pada learner-centered (berpusat pada
peserta didik) dan mengintegrasikan mata pelajaran dengan dunia nyata. TIK
diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan level profesional dan disesuaikan
dengan bidang-bidang pekerjaan. Sekolah sudah menjadi pusat pembelajaran untuk
para komunitasnya.
Dalam konteks belajar mengajar dan kaitannya dengan keempat
pendekatan yang disebutkan sebelumnya, terdapat pula 4 tahap yang berkaitan
dengan bagaimana guru dan peserta didik mempelajari dan menemukan percaya diri
mereka dalam menggunakan TIK. Keempat tahap tersebut adalah menemukan/mengenali
(discovering), belajar bagaimana (learning how), mengerti bagaimana dan kapan
(understanding how and when), dan menjadi ahli (specializing) dalam penggunaan
perangkat TIK.
Pada tahap pertama, guru dan siswa baru mencoba menemu-kenali
fungsi dan kegunaan perangkat TIK. Tahap ini berkaitan dengan tahap emerging, yang menekankan pada kemelekan
TIK (ICT literacy) dan keterampilan dasar, Tahap selanjutnya, belajar bagaimana
menggunakan perangkat TIK, menekankan pada bagaimana memanfaatkan perangkat-perangkat
TIK tersebut dalam berbagai disiplin. Tahap ini meliputi penggunaan aplikasi
umum dan khusus TIK, dan berkaitan dengan tahap applying.
Tahap ketiga mengacu pada pemahaman bagaimana dan kapan
menggunakan perangkat TIK untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menyelesaikan
tugas-tugas tertentu. Ini menekankan pada kemampuan membaca situasi kapan TIK
dapat membantu, memilih perangkat yang sesuai untuk tugas tertentu, dan
menggunakan perangkat ini untuk memecahkan masalah yang sebenarnya. Tahap ini
berkaitan dengan pendekatan infusing
dan transforming dalam hal
pengembangan TIK.
Tahap keempat mengacu pada bagaimana menjadi ahli dalam penggunaan
perangkat TIK. Pada tahap ini, siswa mempelajari TIK sebagai mata pelajaran
yang membawa mereka untuk menjadi ahli. Hal ini lebih mengarah kepada
pendidikan kejuruan atau profesional dan berbeda dengan tahap sebelumnya.
Dalam konteks kemampuan menggunakan TIK di masyarakat, UNESCO
(2004) mengemukakan beberapa alasan untuk mengembangkan penggunaan TIK dalam
sistem pendidikan, yaitu (i) untuk mengembangkan atribut pengetahuan-masyarakat
bagi siswa, termasuk pengembangan keterampilan berfikir tingkat tinggi,
kebiasaan belajar sepanjang hayat, dan kemampuan berfikir secara kritis,
mengkomunikasikan dan mengkolaborasikan, mengakses, mengevaluasi dan
mensintesis informasi, (ii) untuk mengembangkan keterampilan dan kompetensi TIK
pada diri siswa, sebagai bekal yang dapat digunakan untuk memanfaatkan TIK
dalam duania kerja dan masyarakat, (iii) untuk mengatasi masalah dalam dunia
pendidikan, antara lain termasuk penggunaan TIK untuk meningkatkan efesiensi
kegiatan administrasi dan pengajaran, mengatasi keterbatasan sumber bahan dalam
bidang tertentu (misalnya kekurangan buku teks atau sumber belajar), mengatasi
isu pemerataan melalui perluasan akses terhadap pengetahuan, sumber dan
keahlian, atau bahkan membantu guru-guru yang mungkin kurang diperlengkapi
dengan sumber belajar yang cukup.
E.
Tik dan Sistem
Manajemen Sekolah
Seiring dengan diterapkannya kebijakan otonomi daerah, pengelolaan
pendidikan pada tingkat sekolah juga mengalami perubahan mendasar melalui
gagasan penerapan pendekatan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang dianggap
sebagai paradigma baru dalam pengoperasian sekolah. Pendekatan ini memberi
peran yang lebih luas kepada sekolah. Dengan kata lain, pendekatan ini
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah sehingga manajemen sekolah
memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga
sekolah lebih mandiri. Untuk itu, MBS bertujuan untuk meningkatkan semua
kinerja sekolah (efektivitas, kualitas/mutu, efisiensi, inovasi, relevansi, dan
pemerataan serta akses pendidikan dalam rangka peningkatan mutu. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut di atas, penerapan TIK perlu dipertimbangkan untuk membantu
pelaksanaan manajemen sekolah yang lebih efektif dan efisien.
Ruud (2005) menunjuk bahwa investasi TIK di sekolah-sekolah yang
kemudian diikuti dengan pengembangan kompetensi guru dan siswa dalam bidang TIK
dapat memperbaiki efektifitas pengelolaan sekolah serta meningkatkan kinerja (performance) akademik tenaga
kependidikan dan peserta didik. Hal ini dapat dipahami karena penerapan TIK di sekolah
akan memberikan kontribusi langsung kepada peningkatan proses manajemen dan
administrasi, peluang untuk mengembangkan bahan ajar dan belajar mandiri, motivator
bagi siswa untuk mengembangkan kemampuannya, dan sebagai alat untuk pengembangan
profesi dan mekanisme inovasi dalam sistem monitoring dan evaluasi proses dan
hasil pembelajaran.
Uraian di atas menunjukkan bahwa penerapan TIK di sekolah
merupakan solusi yang paling tepat untuk menunjang peningkatan mutu sekolah
termasuk keberhasilan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
pencapaian standar nasional pendidikan (SNP). Dengan pemanfaatan TIK, tenaga
kependidikan dan stakeholders lainnya
dapat meningkatkan manajemen sekolah dan aliran informasi yang efisien untuk
mendukung pencapaian standar nasional pendidikan dan proses desentralisasi
pendidikan di Indonesia.
Sekaitan dengan pemanfaatan TIK untuk mendukung manajemen sekolah,
kebijakan Depdiknas tentang TIK yang tersurat dalam renstra Depdiknas perlu
ditindaklanjuti dalam bentuk langkah-langkah operasional oleh pemerintah daerah
melalui Kantor Dinas Pendidikan pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota,
bahkan pada tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan
pendidikan yang dihasilkan dengan dukungan TIK akan lebih baik dan tepat. Untuk
menunjang hal tersebut, perlu dibangun sebuah sistem manajemen pendidikan
berbasis TIK yang dapat dimanfaatkan oleh semua lembaga yang terkait dengan
pendidikan.
Pada tingkat satuan pendidikan, semua komponen yang terlibat dalam
persekolahan perlu merespon positif dan merealisasikannya secara bertahap. Bagi
kepala sekolah, usaha yang perlu dilakukan adalah mengupayakan terciptanya
manajemen sekolah berbasis TIK yang juga didukung oleh staf administrasi yang
memiliki kemampuan TIK yang memadai.
1.
Perangkat
Lunak
Dalam penerapan manajemen sekolah berbasis TIK, perangkat lunak
tidak kalah pentingnya dengan perangkat keras TIK. Investasi perangkat keras
tidak akan bermakna apabila tidak disertai dengan perangkat lunak. Oleh sebab
itu, perangkat lunak dalam kaitannya dengan manajemen sekolah perlu dibahas
pada bagian ini. Dalam Wikipedia (2007), Perangkat lunak atau piranti
lunak adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi
antara pengguna dan perangkat keras.
Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai 'penterjemah'
perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau
diproses oleh perangkat keras. Perangkat lunak ini dibagi menjadi 3 tingkatan:
tingkatan program aplikasi (application
program misalnya Microsoft Office), tingkatan sistem operasi (operating system misalnya Microsoft Windows
dan Linux), dan tingkatan bahasa pemrograman. Yang menjadi fokus perhatian pada
bagian ini adalah program aplikasi sistem informasi sekolah yang dapat
digunakan untuk menunjang pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan
efesien. Program-program aplikasi semacam ini telah banyak dikembangkan baik
oleh persusahaan swasta yang bergerak dalam bidang teknologi informasi, lembaga
pemerintah, maupun individu.
Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengembangkan
sebuah perangkat lunak yang diberi nama Paket
Aplikasi Sekolah (PAS) yang dilengkapi dengan Buku Petunjuk Operasiona
Singkat, yang dimaksudkan untuk membantu administrasi sekolah. Perangkat lunak
semacam ini biasanya terdiri atas beberapa modul aplikasi, yang bervariasi
berdasarkan kebutuhan sekolah, seperti Modul Penerimaan Siswa Baru (PSB), Pasca
PSB, Administrasi Kepegawaian, Kesiswaan, Akademik, Administrasi Akademik, dan
Keuangan. Modul-modul ini biasanya ditampilkan pada Menu Utama program. Namun
untuk membuka program ini, biasanya pengguna terlebih dahulu dibutuhkan untuk
login dengan memasukkan user name dan
pasword.
2.
Manfaat
TIK dalam Manajemen Sekolah
Penerapan atau pengintegrasian TIK dalam sistem manajemen sekolah
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak yang terkait di
sekolah. Manfaat tersebut antara lain:
·
Manfaat
bagi Pemerintah: (i) membantu tersedianya
database yang akurat serta arus informasi yang efesien mengenai profil dan peta
pendidikan di Indonesia, (ii) mempercepat pemerataan pencapaian standar
nasional pendidikan, (iii) membantu pengendalian penyelenggaraan pendidikan.
·
Manfaat
bagi Sekolah: (i) membantu sekolah memperbaiki
sistem manajemen dan operasionalnya, (ii) membantu sekolah dalam hal penyaluran
informasi mengenai profil sekolah dan hasil belajar siswa kepada orang tua dan stakeholder lainnya, (iii) membantu sekolah
untuk menyediakan sumber informasi yang mutakhir dan relevan bagi guru dan
siswa.
·
Manfaat
bagi Guru: (i) membuka peluang bagi guru untuk
mengembangkan bahan ajar yang berbasis TIK, menarik, inovatif dan merangsang
rasa ingin tahu siswa, (ii) membantu guru untuk menyusun rencana pembelajaran
termasuk penyediaan sumber belajar multimedia yang komprehensif dan mutakhir,
(iii) memudahkan guru untuk memantau kemajuan belajar siswa, (iv) memfasilitasi
guru untuk menyusun laporan dan mengkomunikasikannya dengan orang tua, (iv) membantu
guru untuk melakukan penilaian hasil belajar berdasarkan authentic assessment.
·
Manfaat
bagi orang tua: (i) memantau aktivitas dan hasil
belajar anaknya di sekolah, (ii) melihat tugas-tugas dari sekolah yang
diberikan kepada anak sehingga orang tua dapat berperan serta dalam kegiatan
belajar anak, (iii) melihat berbagai program sekolah yang dapat diikuti oleh
siswa, (iv) menjadi media interaktif antara sekolah, guru dan orang tua, dan
(v) membantu pemantuaan proses pendidikan secara langsung.
·
Manfaat
bagi siswa: (i) membantu siswa untuk terampil
menggunakan TIK dalam kehidupannya, (ii) membantu siswa untuk melihat dan
menelaah materi belajar per pertemuan, (iii) membantu siswa untuk mengerjakan
tugas-tugas dan ujian yang diberikan oleh guru secara online, (iv) membantu siswa membangun kerja kolaboratif, (v)
memotivasi siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan seiring dengan kemajuan di bidang sains dan teknologi.
·
Manfaat
bagi komite sekolah: (i) memudahkan pengurus
komite untuk memantau dan mengevaluasi program pendidikan di sekolah, (ii)
memudahkan pengurus komite untuk berkomunikasi dengan tenaga pendidik dan
kependidikan di sekolah, (iii) memudahkan pengurus komite untuk terlibat dalam
menyusun dan merancang program pengembangan pengelolaan sekolah dan peningkatan
mutu pembelajaran.
F.
Tik dan Proses
Pembelajaran
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat
pesat membawa paradigma baru dalam pendidikan dari berbagai aspek, antara lain
perubahan dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran baru, dari teacher centered ke learner centered, sampai pada perubahan information delivery ke information
exchange.
Perkembangan tersebut juga telah menghasilkan produk-produk TIK
yang lebih canggih yang kalau dimanfaatkan seoptimal mungkin, ia dapat membawa
nuansa dan perspektif baru dalam dunia pendidikan yang pada gilirannya akan
dapat mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan. Selain dimanfaatkan untuk
menunjang kegiatan administratif, produk TIK telah banyak digunakan untuk
membantu proses pembelajaran, khususnya di negara-negara maju dan negara
tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Banyak yang telah mengklaim bahwa perangkat komputer multimedia
berikut piranti lunaknya sebagai salah satu produk TIK menjanjikan kegiatan
yang cukup interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik karena alat tersebut
tidak hanya mampu menampilkan teks, tapi juga gambar, suara, grafik, animasi,
dan rekaman video. Bahkan dengan koneksi di internet, interaksi dapat menjadi
nyata yang tentunya membawa pengalaman nyata pula bagi peserta didik.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran dikenal dengan istilah
e-learning, baik dalam bentuk dedicated program, maupun dalam
bentuk LMS (Learning Management System) yang menawarkan interaksi yang dinamis
antara guru dan siswa. Fasilitas pembelajaran elektronik lainnya yang
dikembangkan di Indonesia adalah TV Edukasi, yang menampilkan berbagai topik
pembelajaran dari berbagai mata pelajaran dengan modus penyampaian yang
bervariasi. Banyaknya CD pembelajaran yang dapat ditemukan di pasaran atau
didistribusikan ke sekolah-sekolah juga menjadi peluang tersendiri yang dapat
dimanfaatkan oleh sekolah dalam menunjang proses pembelajaran yang lebih baik.
Penggunaan perangkat TIK dalam proses pembelajaran di atas adalah
bentuk integrasi TIK dengan sistem pembelajaran. UNESCO (2004) mengklaim bahwa
integrasi kurikulum adalah pemanfaatan kemampuan TIK untuk memberikan nilai
tambah pada proses pembelajaran dengan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan
berbasis TIK ke dalam kurikulum.
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi antara lain: (i) menggunkan
paketperangkat lunak generik (paket aplikasi office, grafik, dan presentasi), (ii) menggunakan perangkat
lunak khusus untuk pembelajaran interaktif, simulasi, dan penguasaan konten; (iii)
menggunakan alat komunikasi sinkronos dan asinkronos untuk kolaborasi online dan pertukaran informasi
(email, web forum, instant messaging, audio- dan videoconferencing), dan (iv)
menggunakan internet sebagai sumber informasi dan penelitian.
Dalam model integrasi kurikulum, keterampilan TIK tidak diajarkan
sebagai kegiatan terpisah, tapi didapatkan seiring dengan kegiatan pembelajaran
berbasis TIK. Uraian di atas mengisyaratkan perlunya ada upaya yang
sungguh-sungguh untuk mendorong pemanfaatan TIK dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia. Suatu hal yang menggembirakan bahwa secara kebijakan
Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia melalui Rencana Strategis Departemen
Pendidikan Nasional tahun 2005-2009 telah menyuratkan pengembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang dilakukan melalui pendayagunaan TIK di bidang
pendidikan sebagaimana diuraikan pada bagian pendahuluan di atas.
Bagi guru-guru, yang paling penting adalah sikap positif dan
keinginan untuk memiliki kemampuan TIK yang dapat menunjang efektifitas dan
efisiensi proses belajar mengajar. Tindak lanjut nyata yang dapat dilakukan
guru-guru adalah menggunakan perangkat TIK sebagai media pembelajaran
interaktif. Dengan demikian, peserta didik akan merasa terfasilitasi dan betah
melaksanakan kegiatan belajar di sekolah.
Dalam KTSP, TIK juga diperlakukan sebagai substansi pembelajaran
dalam bentuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Mata
pelajaran TIK dapat membantu siswa untuk mengenal, menggunakan, merawat
peralatan teknologi informasi dan teknologi komunikasi, serta menggunakan
segala potensi yang ada untuk pengembangan kemampuan diri. Selain itu, penguasaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi akan meningkatkan kualitas proses
pembelajaran pada semua tingkatan atau jenjang, dengan menjangkau lintas ilmu
mata pelajaran lain. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi akan
memberikan motivasi dan kesenangan kepada siswa supaya siswa lebih mudah
belajar dan bekerja secara mandiri.
Dengan demikian, Teknologi Informasi dan Komunikasi secara umum
bertujuan agar siswa memahami alat Teknologi Informasi dan Komunikasi termasuk
komputer (computer literate) dan memahami informasi (information literate).
Artinya siswa mengenal istilah-istilah yang digunakan pada Teknologi Informasi
dan Komunikasi dan khususnya pada komputer yang umum digunakan. Siswa juga
menyadari keunggulan dan keterbatasan komputer, serta dapat menggunakan
komputer secara optimal. Di samping itu siswa dapat memahami bagaimana dan
dimana informasi dapat diperoleh, bagaimana cara mengemas/mengolah informasi
dan bagaimana cara mengkomunikasikannya.
1.
Pembelajaran Berbantuan
Komputer
Perangkat komputer sudah dikenal luas oleh banyak kalangan
masyarakat. Sejak munculnya pada tahun 1950-an, perangkat keras komputer
mengalami perkembangan yang sangat pesat sampai saat ini. Perkembangan tersebut
dapat dilihat dari kemampuan yang dimiliki komputer pada saat ini. Di samping
lebih cepat, ia juga memiliki ukuran yang semakin ramping dan kemampuan dalam
bentuk multimedia. Dengan kata lain, spesifikasi komputer saat ini lebih
canggih sehingga memungkinkan komputer tersebut melakukan berbagai tugas
multimedia, yang dapat dimuat dalam bentuk CD-ROM, authoring packages atau template
pengembangan bahan ajar, atau Internet.
Kemampuan multimedia yang dimilikinya memungkinkan komputer
menyimpan dan menampilkan lebih dari sekedar teks, tapi juga suara, gambar, grafik,
animasi, dan video. Hal ini dimungkinkan dengan perkembangan piranti lunak yang
menyertainya, yang dengan mudah dapat diperoleh di toko-toko. Dengan demikian,
penggunaan komputer tidak hanya terbatas pada olah kata dan data, tapi lebih
dari itu ia telah digunakan dalam berbagai bidang.
Dalam bidang pendidikan, komputer memiliki fungsi yang beragam.
Salah satu diantaranya adalah fungsi media pembelajaran, yang dapat meliputi
penyajian materi dan latihan. Model pembelajaran seperti ini biasa disebut
dengan ‘computer-assisted instruction’ (CAI) atau computer-assisted learning
(CAL). Manfaat positif komputer dalam bidang pendidikan dan pengajaran telah
banyak dilaporkan hasilnya Stepp-Greany (2002) mengadakan penelitian tentang
persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran berbasis teknologi. Dia menemukan
beberapa hal, antara lain berikut ini: (1) sebagian besar siswa setuju bawa
laboratorium komputer membuat pelajaran lebih menarik; mereka juga merasakan
bahwa penggunaan CD-ROM menyenangkan; dan (2) siswa merasa percaya diri
mengerjakan kegiatan-kegiatan berbasis tugas (task-based activities).
Selanjutnya Skinner dan Austin (1999) menyimpulkan bahwa model
pembelajaran computer conferencing bermanfaat
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan meningkatkan tingkat
kepercayaan diri mereka. Sejumlah penelitian lain yang berkaitan dengan manfaat
komputer dalam pembelajaran juga telah dilaporkan hasilnya (Noni, 2002; Felix,
2001; Stepp-Greany, 2000; Shulman 2001; Graus, 1999; Choi dan Nesi; 1999; dan
Rosetti 1998).
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran sangat bergantung
pada perangkat keras dan lunak yang dimiliki. Seiring dengan kemajuan
teknologi, perangkat keras komputer saat sekarang ini tidak diragukan lagi
kemampuannya untuk tujuan pembelajaran yang dimaksud di atas. Begitu pula
halnya dengan perangkat lunak, sudah cukup banyak dijumpai, walaupun sebagian
masih relatif mahal harganya. Guru juga dituntut untuk lebih bijak memilih
perangkat lunak yang dapat menunjang pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum.
2.
Komputer dan Siswa
Pengalaman belajar siswa adalah salah satu faktor penentu yang
sangat berpengaruh dalam mencapai keberhasilan mereka. Oleh karena itu, guru
hendaknya berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menarik. Salah
satu modus pembelajaran yang dianggap dapat memenuhi hal tersebut adalah dengan
memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran di kelas atau sebagai selfaccess learning resource.
Sekaitan dengan bagaimana penggunaan komputer mempengaruhi siswa,
Brown (1999) melaporkan bahwa (i) penggunaan komputer memberikan pengaruh
positif terhadap penghargaa diri siswa; (ii) siswa dapat belajar secara mandiri
tanpa merasa ada orang lain yang mengamati tingkat kesulitan tugas yang
dikerjakannya atau kesalahan yang dibuatnya; (iii) sebagai alternatif, siswa
juga dapat bekerja secara kelompok, yang bermanfaat bagi siswa dengan kemampuan
lebih rendah untuk membangun kepercayaan dirinya yang diperoleh dari siswa
lainnya; (iv) komputer menawarkan akses yang fleksibel di mana siswa dapat
menggunakannya sesuai dengan waktu yang diinginkannya, baik selama kelas
berlangsung atau sebagai tambahan waktu pelajaran; dan (v) pembelajaran
berbantuan komputer adalah cara yang efektif secara finansil untuk pembelajaran
mandiri, begitupula untuk mengkoordinasikan dan mengelola pembelajaran dan
penilaian.
3.
Komputer dan Guru
Peranan guru sangat penting dalam menyelenggarakan pengajaran
berbatuan komputer. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa program
pembelajaran melaui komputer dibagai ke dalam dua bentuk, yakni dedicated and authoring programs. Dedicated program adalah
program pembelajaran yang dapat langsung digunakan tanpa harus memanipulasinya.
Sementara, authoring program adalah
program yang dapat digunakan untuk memasukkan materi pembelajaran sesuai dengan
modus yang telah dirancang untuk itu, sehingga memungkinkan guru untuk membuat
materinya sendiri berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam konteks pembelajaran berbantuan komputer, komputer sangat
bermanfaat untuk mendukung peranan guru dalam proses belajar mengajar, namun
tidak dapat menggantikan guru, yang kehadirannya penting dan senantiasa
dibutuhkan sebagai pembimbing dan mediator. Davis dan Shade (1994) mengemukakan
bahwa dalam kelas berbantuan komputer guru memiliki peran sebagai instruktur,
pelatih atau fasilitator, dan kritikus/evaluator. Peran instruktur diperlukan
dari seorang guru terutama untuk mengakrabkan fasilitas komputer berikut
perangkat lunaknya kepada siswa, dan senantiasa mendorong siswa untuk
mengeksplorasi materi yang ada dalam sistem.
Dengan pengalaman menggunakan komputer yang telah dimiliki, secara
bertahap siswa akan lebih mandiri dalam menyelesaikan tugas. Dalam kondisi
seperti ini, peran guru sebagai fasilitator sangat dibutuhkan untuk membantu
siswa kapan saja selama proses pembelajaran berlangsung. Peran guru sebagai
kritikus dibutuhkan sebelum pembelajaran berbantuan komputer dilaksanakan.
Dalam hal ini, guru dibutuhkan menyeleksi perangkat lunak yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dan diyakini dapat meningkatkan mutu
pembelajaran. Sebagaimana dalam pengajaran tatap muka dalam kelas konvensional,
penggunaan komputer juga memerlukan guru untuk merumuskan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan tujuan ini, guru harus mengidentifikasi dan menyeleksi
materi dalam bentuk piranti lunak. Selain itu, guru juga perlu menentukan
kegiatan yang harus dikerjakan siswa, baik sebelum kegiatan komputer, selama
kegiatan komputer, maupun setelah kegiatan komputer (kalau ada). Evaluasi dapat
pula diberikan dalam bentuk konvensional. Namun, sebagian piranti lunak
pembelajaran disertai dengan instant
feedback sehingga siswa dapat memperoleh umpan balik dari tugas komputer
yang dikerjakannya. Ini juga berarti bahwa guru hanya diperlukan untuk
memonitor kegiatan dan hasil yang diperoleh.
Dalam kaitan dengan peranan guru di atas, UNESCO (2004)
menggariskan bahwa TIK memungkinkan terjadinya model pembelajaran baru yang
dapat mengubah peran tradisional guru secara signifikan. Dengan kelebihan TIK,
diidentifikasi bahwa ada beberapa peran baru guru, yakni perancang
instruksional, pelatih, kolaborator, koordinator tim, penasihat, dan ahli
monitoring dan assesmen. Perubahan-perubahan ini terjadi karena kelebihan TIK
dalam beberapa hal, antara lain: (i) sumber belajar yang dapat dibagi
(penggunaan video dan materi berbasis internet), (ii) ruang belajar yang
digunakan bersama, yang dimungkinkan dengan jaringan komputer di sekolah, (iii)
terjadinya pembelajaran kolaboratif yang dimungkinkan dengan adanya komunikasi
berbatuan komputer, (iv) perubahan pembelajaran ke arah yang lebih otonomi yang
dimungkinkan dengan pembelajaran secara mandiri melalui perangkat TIK.
4. Beberapa Perangkat Lunak/Fasilitas TIK
untuk Tujuan Media Pembelajaran
a. CD-ROM
CD ROM adalah disket optik yang
digunakan sebagai media untuk menyimpan informasi dalam jumlah yang cukup besar
(+ 600 MB), yang dapat diakses dan dibaca di monitor, atau dicetak melalui
printer. CD dapat menyimpan informasi dalam berbagai bentuk, seperti: teks, gambar,
presentasi, slide, audio dan video. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, sudah
cukup banyak materi pembelajaran yang disimpan dalam bentuk CD-Rom dan mudah didapatkan
di pasaran. Kontennya juga cukup bervariasi dari berbagai bidang ilmu.
Penyajian materi pada umumnya lebih interaktif.
b. Internet
Internet adalah jaringan internasional yang mengkoneksikan ribuan
bahkan jutaan komputer dengan muatan isi yang beragam, seperti pendidikan,
pemerintahan, bisnis, budaya, dan teknologi. Jaringan internet ini memungkinkan
individu berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lainnya melalui komputer
dari berbagai belahan dunia dengan biaya yang cukup terjangkau. Beberapa
fasilitas dan aktivitas internet yang dapat digunakan untuk mendukung
pembelajaran adalah email, forum diskusi, web browsing, dan chatroom.
Email adalah fasilitas internet yang digunakan untuk
berkorespondensi, mengirim dan menerima surat, gambar, suara, dan video. Dengan
fasilitas ini, guru dapat mengirim tugas kepada siswa, dan sebaliknya siswa dan
menyetor tugasnya. Bahkan pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa memanfaatkan
fasilitas ini untuk mengkonsultasikan tugas akhirnya dan koreksi dapat secara
langsung dilakukan oleh dosen pada naskah tugas akhir yang dikirim oleh
mahasiswanya.
Web browsing adalah kegiatan penelusuran sumber informasi yang dibutuhkan. Perlu
diketahui bahwa saat ini sumber informasi yang terkaya dan terkini adalah internet.
Beberapa bentuk sumber informasi yang dapat diperoleh antara lain adalah buku
elektronik (e-book), jurnal, majalah, surat kabar, artikel, materi pembelajaran
siap pakai, rencana pembelajaran, gambar, suara, video, dan laporan hasil
penelitian. Dengan kata lain, internet dapat dianggap sebagai perpustakaan elektronik
(e-library). Oleh sebab itu, kehadiran internet dimanfaatkan sebaik-baiknya
oleh guru untuk memperkaya sumber bahan ajarnya.
c. Sistem Manajemen Pembelajaran
Sistem manajemen pembelajaran yang dikenal dengan istilah learning management System (LMS)
merupakan perangkat lunak dalam bentuk portal pembelajaran. Pada umumnya LMS menyediakan ruang bagi guru
untuk menyimpan materi (upload)
berikut tugas yang diberikan kepada siswa. Di lain pihak, LMS ini juga menyediakan ruang kepada siswa untuk
mengerjakan atau menyetor
tugas. Pada umumnya, LMS membutuhkan pengguna untuk login sesuai dengan kapasitasnya, admin, guru, siswa, atau tamu.
Beberapa LMS menyediakan
fasilitas untuk aktivitas chat,
forum diskusi, pemberian nilai, dan jurnal.
d. Authoring Program/Template Pengembangan Bahan Ajar
Authoring Program adalah template yang digunakan untuk mengembangkan bahan ajar.
Program ini dapat dalam bentuk freeware
(perangkat gratis) atau paket yang harus dibeli. Keuntungannya adalah
guru dapat mengembangkan materinya sendiri sesuai kebutuhan dan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.