A.
Pengertian
Dan Rasional Keterampilan Mengadakan Variasi
Pada umumnya seseorang selalu ingin sesuatu yang baru yang berbeda dari
telah dialaminya dalam kata lain selalu ingin ada perubahan ataupun perbedaan
dari sesuatu yang telah ada dan biasanya
disebut dengan variasi.
Di dalam kelas, murid juga menginginkan variasi dalam proses belajarnya,
sehingga belajar itu sendiri lebih menarik dan lebih hidup. Dengan demikian
siswa lebih memusatkan perhatian mereka , adan belajar lebih berhasil.
Variasi dalam kegiatan belajar – mengajar dimaksudkan sebagai proses
perubahan dalam pengajaran, yang dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu
variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan alat dan media
pengajaran, dan variasi dalam pola interkasi dalam kelas.
B.
Penggunaan
di Dalam Kelas
Keterampilan mengadakan variasi dalam mengajar berhubungan dengan
perubahan – perubahan atau variasi yang dilakukan guru dalam sajiannya dengan
salah satu atau gabungan aspek – aspek mengajar seperti berikut :
1. Bertalian
dengan gaya mengajar guru,
2. Bertalian
dengan macam media dan bahan pengajaran yang digunakan, dan
3. Bertalian
dengan pola interaksi dalam kelas.
Prinsip
– prinsip penggunaan keterampilan variasi yaitu:
1. Digunakan
dengan suatu maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang hendak dicapai, cocok
dengan kemampuan anak dan hakekat pendidikan.
2. Digunakan
secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak perhatian murid
dan mengganggu pelajaran.
3. Komponen
– komponen variasi tetentu memerlukan susunan dan perencanaan yang baik,
artinya secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pembelajaran. Selain itu
bila diperlukan, komponen keterampilan tersebut dapat juga digunakan secara
luwes (fleksibel) dan spontan sesuai dengan balikan yang diterima dari siswa.
C.
Komponen
– Komponen Keterampilan Mengadakn Variasi
1. Variasi
Dalam Gaya Mengajar
a. Penggunaan
Variasi Suara
Variasi suara adalah
perubahan nada suara yang dilakukan dalam pembelajaran.
b. Pemusatan
Perhatian
Memusatkan pada hal – hal yang dianggap
penting.
c. Kesenyapan
Perubahan stimulus dari
adanya suara ke keadaan yang tenang atau senyap, atau dari keadaan adanya
kesibukan kegiatan lalu dihentikan.
d. Mengadakan
Kontak Pandang
Bila guru berbicara,
berinteraksi dengan siswanya sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan
melihat ke mata murid – murid untuk menunjukkan hubungan yang intim dengan
mereka.
e. Gerakan
Badan dan Mimik
Variasi dalam ekspresi
wajah, gerakan kepala dan gerakan badan.
f.
Pergantian Posisi Guru dalam Kelas
Pergantian posisi guru
dalam kelas baik itu dari depan, belakang, ke kanan kelas, ke kiri kelas, di
antara siswa, di belakang dan kadang – kadang duduk dengan maksud atau tujuan
tertentu.
D.
Variasi
Dalam Penggunaan Media dan Bahan Pengajaran
Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu yang dapat didengar, yang dapat dilihat, dan
yang dapat diraba, dibau (dicium) atau dimanipulasi.
Bahan dan alat yang baru akan dapat menambah rasa ingin tahu siswa, yang
amat penting adalah bahwa alat media dan bahan yang kaya dan beragam serta
relevan dengan tujuan pengajaran dapat merangsang pikiran dan hasil belajar
yang bermakna dan lebih bertahan, lebih lama. Biasanya jenis variasi ini dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Variasi
Alat/Bahan yang Dapat Dilihat
Termasuk ke dalam
golongan ini adalah pemakaian bermacam alat dan bahan yang meliputi : benda
(objek) sederhana, grafik, gambar di papan tulis, papan bulletin, film, televisi,
sumber – sumber di perpustakaan, ukiran, peta , poster, dan sebenarnya.
2. Variasi
Alat/Bahan yang Dapat Didengar
Biasanya suara guru
merupakan media komunikasi yang utama dalam kelas.
3. Variasi
Alat/Bahan yang Dapat
Alat dan bahan seperti specimen (contoh) , model, patung,
alat mainan, binatang hidup yang kecil, dan sebagainya dapat diberikan kepada siswa
untuk diraba atau dimanipulasikan.
E.
Variasi
Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
Komponen keterampilan mengadakan variasi dalam kelas yang terakhir adalah
mengubah pola dan tingkat interaksi antara guru-murid dan antara murid dengan
murid lainnya.
Di
pihak guru maupun di pihak siswa dapat diadakan variasi pola interaksinya.
Dengan mengubah pola interaksi itu guru dengan sendirinya mengubah kegiatan
belajar murid, tingkat dominasi guru, dan keterlibatan murid, tingkat tuntutan
kognitf, serta susunan kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar