Sabtu, 21 April 2012

VARIABEL PENELITIAN


A.   Pengertian Variabel
        Indriantoro (2006) menyebutkan bahwa hubungan antara Teori – Konstrak – Variabel – Fenomena sebagai berikut :
1.      Teori
Perbedaan paradigm penelitian dapat dilihat paling tidak pada dua aspek utama, yaitu :
a.       Posisi dan peran teori
b.      Cara pandang terhadap fenomena
        Perbedaan pada kedua aspek mempunyai implikasi pada perbedaan dalam perumusan definisi teori. Mengingat pentingnya dan poisisi peran teori dalam penilitian, penliti perlu memahami definisi teori yang menjelaskan elemen-elemen dan fungsi teori.
            Menurut Kerlinger (2006), teori merupakan suatu kumpulan konstrak atau konsep, definisi, dan proposisi yang menggambarkan fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan antar variable dengan tujuan menjelaskan (mempredikisikan) fenomena alam.
            Ada tiga hal pokok yang diungkap dalam definisi teori :
a.    Elemen teori terdiri atas : konstrak, konsep, definisi, dan proposisi.
b.   Elemen-elemen teori memberikan gambaran sistematis mengenai fenomena melalui penentuan hubungan antar variable.
c.    Tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi fenomena alam.
1)      Konsep
            Konsep mengekspresikan suatu abstraksi yang terbentuk melalui generalisasi pengamatan terhadap fenmena. Konsep merupakan abstraksi realitas yang tersusun dengan mengklasifikasi fenomena (antar lain berupa : obyek, kejadian, atribut, atau proses) yang memilki karakteristik. Misalnya : prestasi akademik merupkan konsep yang mengekspresikan abstraksi kemampuan belajar mahasiswa antara lain dalam mengerjakan matematika ekonomi, menyusun laporan keuangan, atau membuat bagan arus prosedur akuntansi.
            Konsep mempunyai tingkat abstraksi bersifat progresif  tergantung pada mudah atau tidaknya fenomena yang diabstraksikan dapat diidenifikasi. Mislanya : aktiva tetapperusahaan berupa tanah, gedung, perlatan dan kendaraan merupakan konsep – konsep yang mudah dipahami. Aktiva tetap pun merupakan konsep, yaitu merupakan penggolongan aktiva yang mempunyai karakteristik : dimilki oleh perusahaan, mempunyai umurn ekonomis lebih dari satu tahun, dan digunakan dalam operasi perusahaan. Antara konsep tanah dengan aktiva tetap mepunyai perbedaan tingjat abstraksi. Konspe aktiva tetap lebih abstrak atau lebih umum daripada konsep tanahkarena tanah merupakan salah satu jenis aktiva tetap, sedangkan aktiva tetap berupa aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud.


2)      Konstrak
            Konstrak sebnarnya bukan hanya merupakan konsep yang lebih abstrak, melainkan mempunyai makna tambahan yang sengaja diadopsi untuk keperluan ilmiah. Misalnya : kepuasan  sebagai konsep merupakan suatu abstraksi pengamatan terhadap fenomena psikologis yang dirasakan oleh seseorang. Perasaan tersebut merupakan respons seseorang terhadap obyek tertentu yang dinyatakan dengan perasaan puas atau tdiak puas. Kepuasan sebgai suatu konsep ilmiah mempunyai makna berbeda dengan pengertiannya sebagai konsep. Kepuasan sebagai konstrak merupakan abstraksi fenomena yang dapat diamati dari banyak dimensi. Pernyataan psikologis puas atau tidak puasnya seseorang dapat disebabkan oleh tanggapan seseorang terhada berbagai macam obyek, salah satunya pekerjaan yang selanjutnya disebut konstrak kepuasan kerja.
            Konstark sengaja digunakan secara sistematis untuk penelitian ilmiah dua cara, yaitu :
a)      Mengoperasionalkan konstrak ke dalam konsep-konsep yang dapat diamati dan diukurmenjadi variable penelitian.
b)      Menghubungkan konstrak satu dengan yang lain menjadi suatu konstruksi teori.
3)      Variabel
        Variabel adalah konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena – fenomena.
Konstrak adalah abstraksi fenomena kehidupan nyata yang diamati. Varibel, dengan demiian merupakan representasi konstrak yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai. Variabel merupakan mediator anatr konstrak yang abstrak dengan fenomena nyata. Variabel memberikan gambaran lebih nayat mengenai fenomena yang digeneralisasi dalam konstrak.
Berikut adalah gambar hubungan antara teori, konstrak, variabel, dan fenomena :
            Abstrak                                               Kebutuhan Ilmiah





















            Realitas
Nazir (2003) mendefinisikan variabel sebagai berikut :
            Dalam ilmu –ilmu natura, variabel – varibel yang digunakan umumnya nyata dapat dimengerti, diraba, dan dapat dilihat, sehingga kurang menimbulkan keraguan akan maknanya. Di lain pihak, variabel atau konstrak yang dibangun dalam ilmu social memrlukan definisi yang jelas supaya tidak terdapat keragu-raguan dan dapat memperjelas arti atau untuk membuat variabel atau konstrak dapat digunakan secara operasional.
            Ada dua cara memberikan definisi terhadap variabel. Pertam – tama, suatu konstrak didefinisikan dengan konstrak yang lain. Kedua, dengan menyatakan kegiatan yang ditimbulkan atau perilaku yang dihasilkan atau dengan sifat yang dapat diimplikasikan daripadanya. Sehubungan dengan kedua cara, maka definisi terhadap variabel atau konstrak dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a.       Definisi Konstitutif
      Adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu konstrak dengan menggunakan konstrak lain. Misalnya, kita mempunyai sebiah konsep, yaitu : area. Secara konstitutif, area didefinisikan seagai luas sebidang tanah.
b.      Definisi Operasional
      Adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dan atau onstrak dengan cara memberikan arti atau melakukan spesifikasi kegiatan maupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel.
      Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasional eksperimental. Definisi operasional yang diukur memberikan gambaran cara variabel atau konstrak diukur.
      Mislanya, kita mempunyai sebuah konstrak, yaitu kemampuan. Kemampuan diberikan definisi sebagai suatu uji kemampuan dengan suatu standar atau kemampuan adalah uji kemampuan bedasarkan nilai ujian akhi. Definisi terhadap kemampuan dengan cara demikian adalah definisi yang diukur.Definisi perasional eksperimental adalah mendefinisikan ariabel dengan keteranagan percobaan yang dilakukan terhadap variabel atau konstrak tersebut. Mislanya, definsi yang diberikan terhadap frustasi. Definisi terhadap frustasi digambarkan dengan perilaku seorang anak yang dimasukkan dalam sebuah kamar yang dikelilingi oleh banyak mainan lainnya. Mainan tidak dapat dicapai oleh si anak karena mainan diletakkan di tempat yang tinggi. Anak dapat meliht mainan, tetapi tidak dapat menjamahnya.
      Dari keterangan – keterangan di atas, kita dapat menyimpulkan tiga buah pola dalam memberikan definisi operasional terhadap suatu konstrak atau variabel. Ketiga pola adalah :
1.      Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang harus dilakukan atau tidak untuk memperoleh konstrak yang didefiniskan.
2.      Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beropersinya hal-hal didefiniskan.
3.      Definisi yang disusun atas dasarproses muncuknya hal yang didefinisikan.
Langkah – langkah definisi operasional variabel dapat diuraikan sebagai berikut (Hasan, 2004) :
1.      Mempelajari kembali masalah penelitian, kerangka teoritisatau konseptual, dan hipotesis yang telah kita nyatakan, lalu menyusun daftar konsep yang akan diukur serta definisi masing-masing konsep.
2.      Dari daftar konsep tadi, kita temukan indicator yang akan digunakan untuk mengukur suatu konsep. Misalnya, untuk konsep “status social ekonomi” diukur dengan indikator pendidikan, pekerjaan, dan pendapatn.
3.      Langkah berikutnya adalah menusun daftar variabel yang datanya akan digunakan untuk menjawab maslah penilitian kita.
4.      Memberikan arti (definisi) pada masing-masing variabel tadi. Variabel yang sudah jelas seperti tinggi badan, agama, dan lain-lain tidak perlu didefinisikan, tetapi seperti tempat atau tanggal lahir, pendidikan, dan lain-lain mungkin perlu didefinisikan secara operasional. Artinya, ukuran atau nilai yang akan digubakan oleh variabel-variabel dalam dunia empiris, mislanya : pendidikan adalah ijazah pendidikan formal tertinggi yang tercapai.
5.      Memeriksa literature untu mengetahui lebih mendalam mengenai indicator yangbisa digunakan untuk mengukur suatu konsep,arti atau definisi konsep atau variabel atau istilah yang kita gunakan. Literatul utama yang perlu diperiksa adalah :
a)      Laporan hasil penelitian sehubungan dengan masalah yang sedang diteliti, termasuk yang termuat dalam bulletin penelitian atau terbitan lain.
b)      Kamus dan ensiklopedia.
c)      Dokumen resmi seperti laporan statistic yang dikeluarkan Biro Pusat Statistik.
6.      Langkah terakhir adalah merevisi. Jika ada indikator yang telah kita tetapkan atau definisi operasional yang telah kia berikan pada variabel atau istilah yang akan kita pakai, mungkin kita perlu membuat indikator atau definisi operasional.
B.Tipe – Tipe Variabel
        Teori – teori dalam ilmu sosial memberikan gambaran sistematis mengenai fenomena social melalui hubungan dua variabel atau lebih. Hubungan antar variabel pada dasarnya erupakan simplifikasi gambarn fenomena sosial yang sebenarnya bersifat kompleks. Banyak factor saling terkait dalam suatu fenomena social. Penelitian kuantitatif umumnya menggunakan asumsi dan batasan pada faktr tertentu yang diamati dalam bentuk variabel penilitian. Faktor – faktor lain yangtidak diamati diasumsikan sebagai factor yang tidak terkait signifikan dengan fenomena tertentu yang diteliti.
Menurut Sekaran (2006), variabel penelitiabn dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa pendekatan, di antaranya berdasarkan :
1.      Fungsi Variabel
              Tipe-tipe variabel dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu :
a)      Variabel Independen dan Variabel Dependen
        Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.Kedua tipe variabel merupakan kategori variabel penelitian yang paling sering digunakan dalam penelitian karena mempunyai aplikasiluas.
        Variabel independen dinamakan pula variabel yang diduga sebagai sebab ( presumed cause variable) dan variabel dependen, yaitu variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect variable). Varibel independen dapat puladisebut sebagai variabel yang mendahului (antecedent variable) dan variabel dependen sebagai variabel konsekuensi (consequent variable).
Contoh penelitian yang menunjukkan hubungan antar varabel independen dengan variabel dependen :
        Misalnya,suatu penelitian menguji pengaruh pengaruh pemecahan saham terhadap perubahan harga saham. Ada dua varabel yang diuji dalam penelitian, yaitu : pemecahan saham (variabel independen) dan harga saham (variabel dependen). Model penelitian yang menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen disajikan dalam bentuk diagram berikut :








Pemecahan saham merupkan variabel yang diduga secara logis menjelaskan atau mempengaruhi variabel harga saham.
b)      Varibel Moderating
        Hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Salah satu di antaranya adalah variabel moderating, yaitu tipe variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen kemungkinan positif atau negatif dalam hal ini tergantung pada variel moderating.
        Contoh penelitian yang menunjukkan pengaruh variabel moderating terhadap hubungan antara variabel independen dan varibel dependen :
        Misalnya, suatu peneliian menguji pengaruh struktur organisasional (desentralisasi dan sentralisasi) terhadap hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran (partisipasi) dengan kinerja. Struktur organisasional merupakan factor moderating yang mempengaruhi hungan antara partisipasi dengan jinerja. Partisipasi mempunyai hubungan positif dengan kinerja pada struktur organisasi desentralisasi. Sebaliknya, partispasi mempunyai hunbungan negative dengan kinerja pada struktur organisasi sentralisasi. Pengaruh variabel moderating (struktur organisasional) terhadap sifat dan arah hubungan antara variabel dependen (kinerja) dijelaskan dengan gambar berikut :














c)      Variabel Intervening
        Variabel intervening adalah tipe varibel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan tidak langsung. Variabel intervening merupakan variabel yang terletak di anatar variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen.
        Contoh hubungan anatar variabel independen, variabel dependen, variabel moderating, dan variabel intervening.
        Misalnya, studi yang menguji pengaruh moderating keahlian manajerial terhadap hubungan antara diversitas tenaga kerja dengan sinergi kreatif dan pengaruh intervening sinergi kreatif terhadap hubungan antar diversitas tenaga kerja dengan efektivitas organisasional, seperti gambar berikut :















KEAHLIAN MANAJERIAL
(variabel moderating)
 














Gambar di atas menunjukkan bagaiman diversitas tenaga kerja (kerja perbedaan etnis, ras, atau kebangsaan) mempunyai pengaruh terhadap pencapaian tujuan (efektivitas) organisasional. Diversitas tenaga kerja secara tidak langsung mempengaruhi efektivitas organisasional melalui sinergi kreatif. Adanya diversitas tenaga kerja akan menghasilkan sinergi yang kreatif jika didukung keahlian manajerial yang memadai.
2.      Skala Nilai Variabel
              Variabel umumnya diukur dengan skala dalam kisaran nilai tertentu. Berdasarkan skala nilainya, variabel penelitian diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a.       Variabel Kontinu
        Adalah tipe variabel penelitian yang memilki kumpulan nilai teratur dalam iasaran tertentu. Nilai dalam variabel kontinu setidaknya menggambarkan peringkat atau jarak berdasarkan skala pengukuran tertentu.
Skala nilai variabel kontinu dapat berupa :
·         Perbedaan lebih atau kurang : tinggi-sedang-rendah, atau
·         Skor nilai yang berbeda dan mempunyai jarak : 1 samapai dengan 7.
Contoh variabel kontinu adalah berat, tinggi, luas, dan pendapatan. Untuk berat badan, misalnya 75,0 kg atau 76,14 kg. luas panen bias 14,2 ha; 19,45 ha; atau 188,003 ha.
b.      Variabel Kategoris
        Adalah tipe variabel penelitian yang memilki niliai berdasarkan kategori tertentu atau lebih dikenal dengan sebutan skala nominal. Skala nilai pada variabel ini hanya merupakan label untuk mengidentifikasi kategori atau kelompok variabel yang bersangkutan.
Contoh variabel kategoris : jenis kelamin (pria-wanita), perilaku (baik-buruk), sikap (positif-negatif).
3.      Perlakuan terhadap Variabel
              Karakteristik penelitian eksperimen adalah adanya manipulasi terhadap variabel tertentu. Manipulasi terhadap hal ini berarti memberikan perlakuan berbeda kepada kelompok yang berbeda. Klasifikasi variabel berdasarkan perlakuan peneliti terhadap variabel penelitian bermanfaat untuk mengetahui perbedaan antara variabel-variabel yang tidak dimanipulasi. Variabel penelitian dapat diklasifikasian berdasarkan perlakuan peneliti terhadap suatu variabel, yaitu :
a.       Variabel Aktif
        Adalah variabel-variabel penelitian yang dimanipulasi untuk keperluan penelitian eksperimen.
b.      Variabel Atribut
        Adalah variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dimanipulasi, missal variabel-variabel yang berkaitan dengan karakteristik manusia (intelegensi, sikap, jenis kelamin, status sosial-ekonomi).
Menurut Arikunto (2006),variabel berdasarkan sifatnya ada dua ,yaitu :
a.       Variabel Statis
              Adalah variabel yang tidak dapat diubah keberadaanya. Misalnya, jenis kelamin, status  sosial ekonomi, dan tempat tinggal.
Apabila, hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan akibat variabel tersebut, peneliti tidak mampu mengubah atau mengusulkan untuk mengubah variabel yang dimaksud. Oleh karena itu, untuk mempermudah mengingat-ingat kita sebut variabel sebagai “variabel tidak berdaya”.
b.      Variabel Dinamis
              Adalah variabel yang dapat diubah keeradaannya berupa berupa pengubahan, peningkatan, atau penurunan. Misalnya, kedisiplinan, motivasi, kepedulian, dan pengaturan.
              Andai kata hasil penelitian menunjukkan sesuau yang merupakan akibat variabel tersebut. Maka penenliti  dapat mengubah atau mengusulkan untuk mengubahnya. Oleh karena itu, untuk mempermudah mengingat-ingat, kita sebut variabel dengan “variabel terubah”.
C.   Jenis – Jenis Hubungan Antara Variabel
        Inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antar variabel. Hubungan paling dasar adalah hubungan antara dua variabel : variabel pengaruh dengan variabel terpengaruh. Buku-buku teks metodologi penenlitian lainnya memakai istilah variabel bebas dan variabel terikat atau tergantung.
        Dalam analisis ilmu social, istilah pengaruh biasanya dikaitkan dengan analisis hubungan kausal (hubungan sebab akibat). Padahal hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tidak selalu merupakan hubungan kausal. Lebih tegas lagi dapat dikatakan bahwa terdapat variabel yang saling berhubungan, tetapi variabel yang satu tidak mempengaruhi variabel lainnya.
        Walaupun terdapat kemungkinan bahwa pengertian hubungan dicampuradukkan dengan pengaruh, istilah variabel pengaruh dan variabel terpengaruh lebih mencerminkan kecenderungan dan arah dalam penelitian social. Usaha untuk mencari hubungan antar variabel sesungguhnya mempeunyai tujuan akhir untuk melihat kaitan pengaruh antar variabel.
        Apabila hubungan antar variabel merupakan inti penelitian ilmiah, maka tentunya perlu diketahui berbagai macam hubungan antar variabel lainnya. Menurut Singarimbun (2005), berikut akan diuraikan tiga jenis hubungan antar variabel, yaitu :
1.      Hubungan Simetris
              Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh yang lainnya. Terdapat empat kelompok hubungan simetris:
a)      Kedua variabel merupakan indikator konsep yang sama.
b)      Kedua variabel merupakan akibat suatu faktor yang sama.
c)      Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional.
d)     Hubungan yang kebetulan semata-mata. 
2.      Hubungan Timbal Balik
              Hubungan timbale balik adalah hubungan saat suatu variabel dapat menjadi sebab sekaligus akibat variabel lainnya. Hubungan timbale balik bukanlah hubungan jika tida dapat ditentuka variabel yang menjadi sebab dan yang menjadi akibat. Maksudnya adalah apabila suatu waktu, variabel X mempengaruhi variabel Y, mka pada waktu lainnya variabel Y mempengaruhi X. sebagai contoh, penanaman modal mendatangkan keuntungan dan pada gilirannya keuntungan akan memungkinkan penanaman modal. Dengan demikian, variabel terpengaruh dapat pula menjadi variabel pengaruh pada waktu lain.
3.      Hubungan Asimetris
              Inti pokok analisis social terdapat dalam hubungan asimetris saat satu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Berikut adalah enam tipe hubungan asimetris :
a)      Hubungan antara stimulus dengan respons
b)      Hubungan antara diposisi dan respons
c)      Hubungan antara cirri individu dan disposisi atau tingkah laku
d)     Hubungan antara prakondisi dan akibat tertentu
e)      Hubungan permanen antara dua variabel
f)       Hubungan antara tujuan dan cara
Berbagai hubungan asimetris :
1)      Hubungan Asimetris Dua Variabel
        Hubungan asimetris adalah hubungan antara “variabel pengaruh” dan “variabel terpengaruh”. Hubungan dua variabel demikian disebut pula variabelpokok. Hubungan dua variabel dapat berupa hubungan hanya antara dua variabel (hubungan bivariat) atau lebih dari dua variabel. Contoh hubungan dua variabel dalam penelitian marketing, yaitu : variabel pengaruhnya adalah kualitas produk dan variabel terpengaruhnya adalah omzet penjualan.
2)      Hubungan Asimetris Tiga Variabel
        Dalam suatu hubungan sebab akibat, jumlah varabel tidak hanya terbatas pada dua variabel. Ada cara lain untuk memasukkan ke dalam analisis variabel tambahan yang mempengaruhi variabel terpengaruh dan variabel berpengeruh.pengaruh variabel ketiga atau keempat dapat “dikontrol” baik melalui system analisis maupun cara penentuan sampel. Jadi, peneliti dapat mengamati hubungan antara dua variabel yang diteliti tanpa gangguan variabel-variabel tersebut.
        Penelitidapat menetralisasi pengaruh variabel luar dengan memasukkannya sebagai variabel control atau variabel penguji ked ala analisis. Contohnya dalam penelitian pemasaran, variabel kepuasan merupakan satu variabel control karena kualitas produk mempunyai pengaruh pada kepuasan dan omzet penjualan. Peneliti dapat memilih variabel control dari begitu banyak variabel yang mempengaruhi hubungan. Pengamatannya menggunakan pemikiran akal sehat, teori – teori, dan hasil empiris dari penelitian lain yang merupakan pedoman pokok untuk menentukan variabel kontrol dalam penelitian.
        Selain dengan memasukkan variabel ketiga ke dalam analsisi, peneliti dapat pula mengontrol pengaruh variabel luar melalui penentuan sampel. Dlam penentuan sampel, ada beberaa cara pengambilan sampel yang dapat dilakukan, yaitu :
a.       Variabel Penekanan dan Variabel Penganggu
b.      Variabel Antara
c.       Variabel Anteseden
      Pentingnya memahami variabel
                  Memahami variabel dan kemampuan menganalisi atau mengidentifikasi setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (subvariabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap peniliti. Mengidentifikasi variabel dan subvariabel tidaklah mudah karena membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya. Memecah – mecah variabel menjadi subvariabel disebut pula kategorisasi, yakni memecah variabel menjadi kategori data yang harus dikumpulkan oleh peniliti. Kategri – kategori ini dapat diartikan sebagai indicator variabel.
                  Kategori, indikator, subvariabel ini akan menjadi pedoman dalam merumuskan hipotesis minor, menyusun instrument, mengumpulkan data, dan kelanjutan lankah penelitian yang lain. Tujuan kategorisasi variabel adalah agar peneliti memahami dengan jelas permasalahan yang sedang diteliti. Sedikitnya subvariabel atau kategori akan menghasilkan kesimpulan yang besar (jika variabelnya erlalu luas) dan terlalu sempit (jika variabelnya sedikit, tetapi kecil-kecil). Contoh penjabaran variabel dan dilengkapi dengan cara memperoleh datanya, yaitu :
Judul penelitian : Pengaruh Kualitas Guru terhadap Prestasi Belajar Murid
Variabel bebas : kualitas guru
Variabel terikat : prestasi belajar murid
Berikut yang ditulis di dalam tanda kurung adalah cara atau metode mendapatkan data :
No.
Variabel bebas (penilaian kinerja karyawan )
Variabel terikat (prestasi kerja karyawan)

Subvariabel
Subvariabel
1.
Sistem penilaian (dokumen)
Kualitas kerja (dokumen)
2.
Penilaian (dokumen)
Kuantitas kerja (dokumen)
3.
Metode penilaian (dokumen)
Waktu (dokumen)
4.
Standar kinerja (dokumen)



D.   Teknik Pengukuran Variabel
        Pengukuran adalah penetapan atau pemberian angka terhadap obyek atau fenomena menurut aturan tertentu. Ada tiga kata kunci yang diperlukan dalam memberikan definisi terhadap pengukuran yaitu angka, penetapan, dan aturan. Angka adalah sebuah symbol dalam bentuk 1,2,3,…. Dan seterusnya, penetapan atau pemberian adalah memetakan. Sementara aturan adalah panduan atau perintah untuk melaksanakan sesuatu.
Sebagai contoh, dengan menggunakan skala Likers; pilihan jawaban responden sebagai berikut :
Apakah Anda setuju jika harga menjadi dasar dalam membuat keputusan konsumen ?
a)      Sangat setuju                      1
b)      Setuju                                 2
c)      Cukup setuju                      3
d)     Tidak setuju                        4
e)      Sangat tidak setuju             5

1.      Indikator dari obyek
            Suatu obyek mempunyai cirri atau sifat tertentu. Sebenarnya yang diukur dari suatu obyek bukanlah obyek tersebut, bukan pula sifatnya, tetapi yang diukur adalah indicator dari obyek. Indikan adalah sesuatu yang menunjukkan pada sesuatu yang lain. Misalnya, indikan terhadap kualitas kerja adalah tingkat ketelitian, keakuratan, ketepatan, dan lain-lain.
2.      Pengukuran vs realita
            Dalam peneliian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, ukuran satu variabel dapat secara langsung diamati dan dibandingkan dengan realita. Misalnya, pendapat masyarakat tentang gaya kepemimpinan Bos di perusahaan A. sebaliknya, pengukuran dalam ilmu sisal sering mengandung tanda Tanya, apakah perkataan sesuai dengan realita.
3.      Jenis-jenis ukuran
Secara umum terdapat empat jenis ukuran, yaitu :
a)      Ukuran nominal
b)      Ukuran ordinal
c)      Ukuran interval
d)     Ukuran rasio
E.Reliabilitas dan Validitas
1.      Rehabilitas
a.       Definisi reliabilitas
        Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya jika alat ukur mantap. Dalam pengertian, alat ukur terseut stabil, dapat diandalkan (dependability), dan dapat diramalkan (predictability). Suau alat ukur yang mantap tidak berubah-ubah pengukurannnya dan dapat diandalkan karena pengukuran alat ukur berkali-kali akan memberikan hasil serupa. Kemudian, ada aspek lain dala alat ukur,yaitu ketepatan dan akurasi.suatu ukuran yang akurat adalah ukuran yang cocok dengan yang ingin diukur. Jika kedua aspek di atas, yaitu aspek stabilitas an aspek akurasi, digabungkan maka kesimpulannya adalah alat ukur tersebut mantap dan dapat mengukur secara cermat dan tepat.
b.      Menguji indeks reliabilitas
        Reliabilitas alat peniliian dapat diuji atau dinilai dengn menggunakan beberapa teknik berikut, antara lain :
1)      Teknik kesesuaian
2)      Teknik korelasi aau teknik pararel
3)      Teknik belah dua
2.      Validitas
              Validitas adalah kebenaran suatu pemikiran bahwa pemikiran benar-benar dilakukan. Validitas dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
a.       Validitas isi
        Validitas isi adalah derajat jika sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Valid isi ,mencakup khususnya hal-hal yang berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suau sampel tes mempresentasikan total cakupan sisi.
b.      Validitas yang berhubungan dengan kriteria
        Validitas yang berhubungan dengan criteria adalah validitas yang dapat dilihat dengan membandingkan suatu criteria atau variabel yang diketahui atau dipercaya dapat digunakan untuk mengukur atribut tertentu.
c.       Validitas konstrak
        Langkah pertama seorang penelitiadalah menganalisis unsure-unsur yang menjadi bagian kostrak, kemudian ia melihat isi dan makna komponen-komponen, serta dari alat ukur yang digunakan untuk mengukur konstrak.
d.      Validitas muka
        Terdapat dua pengertian mengenai validitas muka, yaitu validitas muka berhubungan dengan pengukuran atribut yang konjret tanpa memerlukan refresensi. Kemudian, selanjutnya adalah validitas muka yang berhubungan dengan penilaian para ahli terhadap suatu alat ukur.

Tidak ada komentar: