VARIABEL PENELITIAN
A. Pengertian Variabel
Indriantoro (2006) menyebutkan bahwa hubungan antara Teori –
Konstrak – Variabel – Fenomena sebagai berikut :
1.
Teori
Perbedaan paradigm
penelitian dapat dilihat paling tidak pada dua aspek utama, yaitu :
a.
Posisi dan peran teori
b. Cara
pandang terhadap fenomena
Perbedaan pada kedua aspek mempunyai
implikasi pada perbedaan dalam perumusan definisi teori. Mengingat pentingnya
dan poisisi peran teori dalam penilitian, penliti perlu memahami definisi teori
yang menjelaskan elemen-elemen dan fungsi teori.
Menurut
Kerlinger (2006), teori merupakan suatu kumpulan konstrak atau konsep,
definisi, dan proposisi yang menggambarkan fenomena secara sistematis melalui
penentuan hubungan antar variable dengan tujuan menjelaskan (mempredikisikan)
fenomena alam.
Ada
tiga hal pokok yang diungkap dalam definisi teori :
a.
Elemen teori terdiri atas : konstrak,
konsep, definisi, dan proposisi.
b.
Elemen-elemen teori memberikan gambaran
sistematis mengenai fenomena melalui penentuan hubungan antar variable.
c.
Tujuan teori adalah menjelaskan dan
memprediksi fenomena alam.
1) Konsep
Konsep mengekspresikan suatu
abstraksi yang terbentuk melalui generalisasi pengamatan terhadap fenmena.
Konsep merupakan abstraksi realitas yang tersusun dengan mengklasifikasi
fenomena (antar lain berupa : obyek, kejadian, atribut, atau proses) yang
memilki karakteristik. Misalnya : prestasi akademik merupkan konsep yang
mengekspresikan abstraksi kemampuan belajar mahasiswa antara lain dalam
mengerjakan matematika ekonomi, menyusun laporan keuangan, atau membuat bagan
arus prosedur akuntansi.
Konsep mempunyai tingkat abstraksi
bersifat progresif tergantung pada mudah
atau tidaknya fenomena yang diabstraksikan dapat diidenifikasi. Mislanya :
aktiva tetapperusahaan berupa tanah, gedung, perlatan dan kendaraan merupakan
konsep – konsep yang mudah dipahami. Aktiva tetap pun merupakan konsep, yaitu
merupakan penggolongan aktiva yang mempunyai karakteristik : dimilki oleh
perusahaan, mempunyai umurn ekonomis lebih dari satu tahun, dan digunakan dalam
operasi perusahaan. Antara konsep tanah dengan aktiva tetap mepunyai perbedaan
tingjat abstraksi. Konspe aktiva tetap lebih abstrak atau lebih umum daripada
konsep tanahkarena tanah merupakan salah satu jenis aktiva tetap, sedangkan
aktiva tetap berupa aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud.
2) Konstrak
Konstrak sebnarnya bukan hanya
merupakan konsep yang lebih abstrak, melainkan mempunyai makna tambahan yang
sengaja diadopsi untuk keperluan ilmiah. Misalnya : kepuasan sebagai konsep merupakan suatu abstraksi
pengamatan terhadap fenomena psikologis yang dirasakan oleh seseorang. Perasaan
tersebut merupakan respons seseorang terhadap obyek tertentu yang dinyatakan dengan
perasaan puas atau tdiak puas. Kepuasan sebgai suatu konsep ilmiah mempunyai
makna berbeda dengan pengertiannya sebagai konsep. Kepuasan sebagai konstrak
merupakan abstraksi fenomena yang dapat diamati dari banyak dimensi. Pernyataan
psikologis puas atau tidak puasnya seseorang dapat disebabkan oleh tanggapan
seseorang terhada berbagai macam obyek, salah satunya pekerjaan yang
selanjutnya disebut konstrak kepuasan kerja.
Konstark sengaja digunakan secara
sistematis untuk penelitian ilmiah dua cara, yaitu :
a)
Mengoperasionalkan konstrak ke dalam
konsep-konsep yang dapat diamati dan diukurmenjadi variable penelitian.
b)
Menghubungkan konstrak satu dengan yang
lain menjadi suatu konstruksi teori.
3) Variabel
Variabel adalah konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena – fenomena.
Variabel adalah konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena – fenomena.
Konstrak
adalah abstraksi fenomena kehidupan nyata yang diamati. Varibel, dengan demiian
merupakan representasi konstrak yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai. Variabel
merupakan mediator anatr konstrak yang abstrak dengan fenomena nyata. Variabel
memberikan gambaran lebih nayat mengenai fenomena yang digeneralisasi dalam
konstrak.
Berikut
adalah gambar hubungan antara teori, konstrak, variabel, dan fenomena :
Abstrak Kebutuhan Ilmiah
Realitas
Nazir
(2003) mendefinisikan variabel sebagai berikut :
Dalam ilmu –ilmu natura, variabel –
varibel yang digunakan umumnya nyata dapat dimengerti, diraba, dan dapat
dilihat, sehingga kurang menimbulkan keraguan akan maknanya. Di lain pihak,
variabel atau konstrak yang dibangun dalam ilmu social memrlukan definisi yang
jelas supaya tidak terdapat keragu-raguan dan dapat memperjelas arti atau untuk
membuat variabel atau konstrak dapat digunakan secara operasional.
Ada dua cara memberikan definisi
terhadap variabel. Pertam – tama, suatu konstrak didefinisikan dengan konstrak
yang lain. Kedua, dengan menyatakan kegiatan yang ditimbulkan atau perilaku
yang dihasilkan atau dengan sifat yang dapat diimplikasikan daripadanya.
Sehubungan dengan kedua cara, maka definisi terhadap variabel atau konstrak
dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a.
Definisi Konstitutif
Adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu konstrak dengan
menggunakan konstrak lain. Misalnya, kita mempunyai sebiah konsep, yaitu :
area. Secara konstitutif, area didefinisikan seagai luas sebidang tanah.
b.
Definisi Operasional
Adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dan
atau onstrak dengan cara memberikan arti atau melakukan spesifikasi kegiatan
maupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak
atau variabel.
Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi
operasional eksperimental. Definisi operasional yang diukur memberikan gambaran
cara variabel atau konstrak diukur.
Mislanya, kita mempunyai sebuah konstrak, yaitu kemampuan.
Kemampuan diberikan definisi sebagai suatu uji kemampuan dengan suatu standar
atau kemampuan adalah uji kemampuan bedasarkan nilai ujian akhi. Definisi
terhadap kemampuan dengan cara demikian adalah definisi yang diukur.Definisi
perasional eksperimental adalah mendefinisikan ariabel dengan keteranagan
percobaan yang dilakukan terhadap variabel atau konstrak tersebut. Mislanya,
definsi yang diberikan terhadap frustasi. Definisi terhadap frustasi
digambarkan dengan perilaku seorang anak yang dimasukkan dalam sebuah kamar
yang dikelilingi oleh banyak mainan lainnya. Mainan tidak dapat dicapai oleh si
anak karena mainan diletakkan di tempat yang tinggi. Anak dapat meliht mainan,
tetapi tidak dapat menjamahnya.
Dari keterangan – keterangan di atas, kita dapat menyimpulkan
tiga buah pola dalam memberikan definisi operasional terhadap suatu konstrak
atau variabel. Ketiga pola adalah :
1.
Definisi yang disusun atas dasar
kegiatan lain yang harus dilakukan atau tidak untuk memperoleh konstrak yang
didefiniskan.
2.
Definisi yang disusun berdasarkan
bagaimana sifat serta cara beropersinya hal-hal didefiniskan.
3. Definisi
yang disusun atas dasarproses muncuknya hal yang didefinisikan.
Langkah
– langkah definisi operasional variabel dapat diuraikan sebagai berikut (Hasan,
2004) :
1.
Mempelajari kembali masalah penelitian,
kerangka teoritisatau konseptual, dan hipotesis yang telah kita nyatakan, lalu
menyusun daftar konsep yang akan diukur serta definisi masing-masing konsep.
2.
Dari daftar konsep tadi, kita temukan
indicator yang akan digunakan untuk mengukur suatu konsep. Misalnya, untuk
konsep “status social ekonomi” diukur dengan indikator pendidikan, pekerjaan,
dan pendapatn.
3.
Langkah berikutnya adalah menusun daftar
variabel yang datanya akan digunakan untuk menjawab maslah penilitian kita.
4.
Memberikan arti (definisi) pada
masing-masing variabel tadi. Variabel yang sudah jelas seperti tinggi badan,
agama, dan lain-lain tidak perlu didefinisikan, tetapi seperti tempat atau
tanggal lahir, pendidikan, dan lain-lain mungkin perlu didefinisikan secara
operasional. Artinya, ukuran atau nilai yang akan digubakan oleh
variabel-variabel dalam dunia empiris, mislanya : pendidikan adalah ijazah
pendidikan formal tertinggi yang tercapai.
5.
Memeriksa literature untu mengetahui
lebih mendalam mengenai indicator yangbisa digunakan untuk mengukur suatu
konsep,arti atau definisi konsep atau variabel atau istilah yang kita gunakan.
Literatul utama yang perlu diperiksa adalah :
a)
Laporan hasil penelitian sehubungan
dengan masalah yang sedang diteliti, termasuk yang termuat dalam bulletin
penelitian atau terbitan lain.
b)
Kamus dan ensiklopedia.
c)
Dokumen resmi seperti laporan statistic
yang dikeluarkan Biro Pusat Statistik.
6.
Langkah terakhir adalah merevisi. Jika
ada indikator yang telah kita tetapkan atau definisi operasional yang telah kia
berikan pada variabel atau istilah yang akan kita pakai, mungkin kita perlu
membuat indikator atau definisi operasional.
B.Tipe – Tipe Variabel
Teori – teori dalam ilmu sosial memberikan gambaran
sistematis mengenai fenomena social melalui hubungan dua variabel atau lebih.
Hubungan antar variabel pada dasarnya erupakan simplifikasi gambarn fenomena
sosial yang sebenarnya bersifat kompleks. Banyak factor saling terkait dalam
suatu fenomena social. Penelitian kuantitatif umumnya menggunakan asumsi dan
batasan pada faktr tertentu yang diamati dalam bentuk variabel penilitian.
Faktor – faktor lain yangtidak diamati diasumsikan sebagai factor yang tidak
terkait signifikan dengan fenomena tertentu yang diteliti.
Menurut Sekaran (2006),
variabel penelitiabn dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa pendekatan, di
antaranya berdasarkan :
1.
Fungsi Variabel
Tipe-tipe variabel dapat diklasifikasikan berdasarkan
fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu :
a)
Variabel Independen dan Variabel
Dependen
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan
atau mempengaruhi variabel lain. Variabel dependen adalah tipe variabel yang
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.Kedua tipe variabel
merupakan kategori variabel penelitian yang paling sering digunakan dalam
penelitian karena mempunyai aplikasiluas.
Variabel independen dinamakan pula variabel yang diduga
sebagai sebab ( presumed cause variable) dan variabel dependen, yaitu variabel
yang diduga sebagai akibat (presumed effect variable). Varibel independen dapat
puladisebut sebagai variabel yang mendahului (antecedent variable) dan variabel
dependen sebagai variabel konsekuensi (consequent variable).
Contoh penelitian yang
menunjukkan hubungan antar varabel independen dengan variabel dependen :
Misalnya,suatu penelitian menguji pengaruh pengaruh pemecahan
saham terhadap perubahan harga saham. Ada dua varabel yang diuji dalam
penelitian, yaitu : pemecahan saham (variabel independen) dan harga saham (variabel
dependen). Model penelitian yang menunjukkan hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen disajikan dalam bentuk diagram berikut :
Pemecahan saham
merupkan variabel yang diduga secara logis menjelaskan atau mempengaruhi
variabel harga saham.
b)
Varibel Moderating
Hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel
dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Salah satu di
antaranya adalah variabel moderating, yaitu tipe variabel yang memperkuat atau
memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen.
Variabel moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap
sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen kemungkinan positif atau negatif
dalam hal ini tergantung pada variel moderating.
Contoh penelitian yang menunjukkan pengaruh variabel
moderating terhadap hubungan antara variabel independen dan varibel dependen :
Misalnya, suatu peneliian menguji pengaruh struktur organisasional
(desentralisasi dan sentralisasi) terhadap hubungan antara partisipasi dalam
penyusunan anggaran (partisipasi) dengan kinerja. Struktur organisasional
merupakan factor moderating yang mempengaruhi hungan antara partisipasi dengan
jinerja. Partisipasi mempunyai hubungan positif dengan kinerja pada struktur
organisasi desentralisasi. Sebaliknya, partispasi mempunyai hunbungan negative
dengan kinerja pada struktur organisasi sentralisasi. Pengaruh variabel
moderating (struktur organisasional) terhadap sifat dan arah hubungan antara
variabel dependen (kinerja) dijelaskan dengan gambar berikut :
c)
Variabel Intervening
Variabel intervening adalah tipe varibel yang mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan
tidak langsung. Variabel intervening merupakan variabel yang terletak di anatar
variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen
tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen.
Contoh hubungan anatar variabel independen, variabel
dependen, variabel moderating, dan variabel intervening.
Misalnya, studi yang menguji pengaruh moderating keahlian
manajerial terhadap hubungan antara diversitas tenaga kerja dengan sinergi
kreatif dan pengaruh intervening sinergi kreatif terhadap hubungan antar
diversitas tenaga kerja dengan efektivitas organisasional, seperti gambar
berikut :
|
Gambar di atas
menunjukkan bagaiman diversitas tenaga kerja (kerja perbedaan etnis, ras, atau
kebangsaan) mempunyai pengaruh terhadap pencapaian tujuan (efektivitas)
organisasional. Diversitas tenaga kerja secara tidak langsung mempengaruhi
efektivitas organisasional melalui sinergi kreatif. Adanya diversitas tenaga
kerja akan menghasilkan sinergi yang kreatif jika didukung keahlian manajerial
yang memadai.
2.
Skala Nilai Variabel
Variabel umumnya diukur dengan skala dalam kisaran
nilai tertentu. Berdasarkan skala nilainya, variabel penelitian
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a.
Variabel Kontinu
Adalah tipe variabel penelitian yang memilki kumpulan nilai
teratur dalam iasaran tertentu. Nilai dalam variabel kontinu setidaknya
menggambarkan peringkat atau jarak berdasarkan skala pengukuran tertentu.
Skala nilai variabel
kontinu dapat berupa :
·
Perbedaan lebih atau kurang :
tinggi-sedang-rendah, atau
·
Skor nilai yang berbeda dan mempunyai
jarak : 1 samapai dengan 7.
Contoh
variabel kontinu adalah berat, tinggi, luas, dan pendapatan. Untuk berat badan,
misalnya 75,0 kg atau 76,14 kg. luas panen bias 14,2 ha; 19,45 ha; atau 188,003
ha.
b.
Variabel Kategoris
Adalah tipe variabel penelitian yang memilki niliai berdasarkan
kategori tertentu atau lebih dikenal dengan sebutan skala nominal. Skala nilai
pada variabel ini hanya merupakan label untuk mengidentifikasi kategori atau
kelompok variabel yang bersangkutan.
Contoh variabel
kategoris : jenis kelamin (pria-wanita), perilaku (baik-buruk), sikap
(positif-negatif).
3.
Perlakuan terhadap Variabel
Karakteristik penelitian eksperimen adalah adanya
manipulasi terhadap variabel tertentu. Manipulasi terhadap hal ini berarti
memberikan perlakuan berbeda kepada kelompok yang berbeda. Klasifikasi variabel
berdasarkan perlakuan peneliti terhadap variabel penelitian bermanfaat untuk
mengetahui perbedaan antara variabel-variabel yang tidak dimanipulasi. Variabel
penelitian dapat diklasifikasian berdasarkan perlakuan peneliti terhadap suatu
variabel, yaitu :
a.
Variabel Aktif
Adalah variabel-variabel penelitian yang dimanipulasi untuk
keperluan penelitian eksperimen.
b.
Variabel Atribut
Adalah variabel-variabel penelitian yang tidak dapat
dimanipulasi, missal variabel-variabel yang berkaitan dengan karakteristik
manusia (intelegensi, sikap, jenis kelamin, status sosial-ekonomi).
Menurut Arikunto
(2006),variabel berdasarkan sifatnya ada dua ,yaitu :
a.
Variabel Statis
Adalah variabel yang tidak dapat diubah keberadaanya.
Misalnya, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, dan tempat tinggal.
Apabila, hasil
penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan akibat variabel tersebut,
peneliti tidak mampu mengubah atau mengusulkan untuk mengubah variabel yang
dimaksud. Oleh karena itu, untuk mempermudah mengingat-ingat kita sebut
variabel sebagai “variabel tidak berdaya”.
b.
Variabel Dinamis
Adalah variabel yang dapat diubah keeradaannya berupa
berupa pengubahan, peningkatan, atau penurunan. Misalnya, kedisiplinan,
motivasi, kepedulian, dan pengaturan.
Andai kata hasil penelitian menunjukkan sesuau yang
merupakan akibat variabel tersebut. Maka penenliti dapat mengubah atau mengusulkan untuk
mengubahnya. Oleh karena itu, untuk mempermudah mengingat-ingat, kita sebut
variabel dengan “variabel terubah”.
C. Jenis – Jenis Hubungan Antara
Variabel
Inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antar
variabel. Hubungan paling dasar adalah hubungan antara dua variabel : variabel
pengaruh dengan variabel terpengaruh. Buku-buku teks metodologi penenlitian lainnya
memakai istilah variabel bebas dan variabel terikat atau tergantung.
Dalam analisis ilmu social, istilah pengaruh biasanya
dikaitkan dengan analisis hubungan kausal (hubungan sebab akibat). Padahal
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tidak selalu
merupakan hubungan kausal. Lebih tegas lagi dapat dikatakan bahwa terdapat variabel
yang saling berhubungan, tetapi variabel yang satu tidak mempengaruhi variabel
lainnya.
Walaupun terdapat kemungkinan bahwa pengertian hubungan dicampuradukkan
dengan pengaruh, istilah variabel pengaruh dan variabel terpengaruh lebih
mencerminkan kecenderungan dan arah dalam penelitian social. Usaha untuk
mencari hubungan antar variabel sesungguhnya mempeunyai tujuan akhir untuk
melihat kaitan pengaruh antar variabel.
Apabila hubungan antar variabel merupakan inti penelitian
ilmiah, maka tentunya perlu diketahui berbagai macam hubungan antar variabel
lainnya. Menurut Singarimbun (2005), berikut akan diuraikan tiga jenis hubungan
antar variabel, yaitu :
1.
Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris
apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh yang lainnya.
Terdapat empat kelompok hubungan simetris:
a)
Kedua variabel merupakan indikator
konsep yang sama.
b)
Kedua variabel merupakan akibat suatu
faktor yang sama.
c)
Kedua variabel saling berkaitan secara
fungsional.
d)
Hubungan yang kebetulan semata-mata.
2.
Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbale balik adalah hubungan saat suatu
variabel dapat menjadi sebab sekaligus akibat variabel lainnya. Hubungan
timbale balik bukanlah hubungan jika tida dapat ditentuka variabel yang menjadi
sebab dan yang menjadi akibat. Maksudnya adalah apabila suatu waktu, variabel X
mempengaruhi variabel Y, mka pada waktu lainnya variabel Y mempengaruhi X.
sebagai contoh, penanaman modal mendatangkan keuntungan dan pada gilirannya
keuntungan akan memungkinkan penanaman modal. Dengan demikian, variabel
terpengaruh dapat pula menjadi variabel pengaruh pada waktu lain.
3.
Hubungan Asimetris
Inti pokok analisis social terdapat dalam hubungan
asimetris saat satu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Berikut adalah enam
tipe hubungan asimetris :
a)
Hubungan antara stimulus dengan respons
b)
Hubungan antara diposisi dan respons
c)
Hubungan antara cirri individu dan
disposisi atau tingkah laku
d)
Hubungan antara prakondisi dan akibat
tertentu
e)
Hubungan permanen antara dua variabel
f)
Hubungan antara tujuan dan cara
Berbagai
hubungan asimetris :
1)
Hubungan Asimetris Dua Variabel
Hubungan asimetris adalah hubungan antara “variabel pengaruh”
dan “variabel terpengaruh”. Hubungan dua variabel demikian disebut pula
variabelpokok. Hubungan dua variabel dapat berupa hubungan hanya antara dua
variabel (hubungan bivariat) atau lebih dari dua variabel. Contoh hubungan dua variabel
dalam penelitian marketing, yaitu : variabel pengaruhnya adalah kualitas produk
dan variabel terpengaruhnya adalah omzet penjualan.
2)
Hubungan Asimetris Tiga Variabel
Dalam suatu hubungan sebab akibat, jumlah varabel tidak hanya
terbatas pada dua variabel. Ada cara lain untuk memasukkan ke dalam analisis
variabel tambahan yang mempengaruhi variabel terpengaruh dan variabel
berpengeruh.pengaruh variabel ketiga atau keempat dapat “dikontrol” baik
melalui system analisis maupun cara penentuan sampel. Jadi, peneliti dapat
mengamati hubungan antara dua variabel yang diteliti tanpa gangguan
variabel-variabel tersebut.
Penelitidapat menetralisasi pengaruh variabel luar dengan
memasukkannya sebagai variabel control atau variabel penguji ked ala analisis.
Contohnya dalam penelitian pemasaran, variabel kepuasan merupakan satu variabel
control karena kualitas produk mempunyai pengaruh pada kepuasan dan omzet
penjualan. Peneliti dapat memilih variabel control dari begitu banyak variabel
yang mempengaruhi hubungan. Pengamatannya menggunakan pemikiran akal sehat,
teori – teori, dan hasil empiris dari penelitian lain yang merupakan pedoman
pokok untuk menentukan variabel kontrol dalam penelitian.
Selain dengan memasukkan variabel ketiga ke dalam analsisi,
peneliti dapat pula mengontrol pengaruh variabel luar melalui penentuan sampel.
Dlam penentuan sampel, ada beberaa cara pengambilan sampel yang dapat
dilakukan, yaitu :
a.
Variabel Penekanan dan Variabel
Penganggu
b.
Variabel Antara
c.
Variabel Anteseden
Pentingnya memahami variabel
Memahami
variabel dan kemampuan menganalisi atau mengidentifikasi setiap variabel
menjadi variabel yang lebih kecil (subvariabel) merupakan syarat mutlak bagi
setiap peniliti. Mengidentifikasi variabel dan subvariabel tidaklah mudah
karena membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya. Memecah
– mecah variabel menjadi subvariabel disebut pula kategorisasi, yakni memecah
variabel menjadi kategori data yang harus dikumpulkan oleh peniliti. Kategri –
kategori ini dapat diartikan sebagai indicator variabel.
Kategori, indikator,
subvariabel ini akan menjadi pedoman dalam merumuskan hipotesis minor, menyusun
instrument, mengumpulkan data, dan kelanjutan lankah penelitian yang lain.
Tujuan kategorisasi variabel adalah agar peneliti memahami dengan jelas
permasalahan yang sedang diteliti. Sedikitnya subvariabel atau kategori akan
menghasilkan kesimpulan yang besar (jika variabelnya erlalu luas) dan terlalu
sempit (jika variabelnya sedikit, tetapi kecil-kecil). Contoh penjabaran
variabel dan dilengkapi dengan cara memperoleh datanya, yaitu :
Judul
penelitian : Pengaruh Kualitas Guru terhadap Prestasi Belajar Murid
Variabel
bebas : kualitas guru
Variabel
terikat : prestasi belajar murid
Berikut
yang ditulis di dalam tanda kurung adalah cara atau metode mendapatkan data :
No.
|
Variabel bebas (penilaian kinerja karyawan )
|
Variabel terikat (prestasi kerja karyawan)
|
Subvariabel
|
Subvariabel
|
|
1.
|
Sistem
penilaian (dokumen)
|
Kualitas
kerja (dokumen)
|
2.
|
Penilaian
(dokumen)
|
Kuantitas
kerja (dokumen)
|
3.
|
Metode
penilaian (dokumen)
|
Waktu
(dokumen)
|
4.
|
Standar
kinerja (dokumen)
|
D. Teknik Pengukuran Variabel
Pengukuran adalah penetapan atau pemberian angka terhadap
obyek atau fenomena menurut aturan tertentu. Ada tiga kata kunci yang
diperlukan dalam memberikan definisi terhadap pengukuran yaitu angka,
penetapan, dan aturan. Angka adalah sebuah symbol dalam bentuk 1,2,3,…. Dan
seterusnya, penetapan atau pemberian adalah memetakan. Sementara aturan adalah
panduan atau perintah untuk melaksanakan sesuatu.
Sebagai contoh, dengan
menggunakan skala Likers; pilihan jawaban responden sebagai berikut :
Apakah Anda setuju jika
harga menjadi dasar dalam membuat keputusan konsumen ?
a)
Sangat setuju 1
b)
Setuju 2
c)
Cukup setuju 3
d)
Tidak setuju 4
e)
Sangat tidak setuju 5
1. Indikator
dari obyek
Suatu obyek mempunyai cirri atau
sifat tertentu. Sebenarnya yang diukur dari suatu obyek bukanlah obyek
tersebut, bukan pula sifatnya, tetapi yang diukur adalah indicator dari obyek.
Indikan adalah sesuatu yang menunjukkan pada sesuatu yang lain. Misalnya,
indikan terhadap kualitas kerja adalah tingkat ketelitian, keakuratan,
ketepatan, dan lain-lain.
2. Pengukuran
vs realita
Dalam peneliian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif, ukuran satu variabel dapat secara langsung diamati dan
dibandingkan dengan realita. Misalnya, pendapat masyarakat tentang gaya
kepemimpinan Bos di perusahaan A. sebaliknya, pengukuran dalam ilmu sisal
sering mengandung tanda Tanya, apakah perkataan sesuai dengan realita.
3. Jenis-jenis
ukuran
Secara
umum terdapat empat jenis ukuran, yaitu :
a)
Ukuran nominal
b)
Ukuran ordinal
c)
Ukuran interval
d)
Ukuran rasio
E.Reliabilitas dan Validitas
1.
Rehabilitas
a.
Definisi reliabilitas
Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur
disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya jika alat ukur
mantap. Dalam pengertian, alat ukur terseut stabil, dapat diandalkan
(dependability), dan dapat diramalkan (predictability). Suau alat ukur yang
mantap tidak berubah-ubah pengukurannnya dan dapat diandalkan karena pengukuran
alat ukur berkali-kali akan memberikan hasil serupa. Kemudian, ada aspek lain
dala alat ukur,yaitu ketepatan dan akurasi.suatu ukuran yang akurat adalah
ukuran yang cocok dengan yang ingin diukur. Jika kedua aspek di atas, yaitu
aspek stabilitas an aspek akurasi, digabungkan maka kesimpulannya adalah alat
ukur tersebut mantap dan dapat mengukur secara cermat dan tepat.
b.
Menguji indeks reliabilitas
Reliabilitas alat peniliian dapat diuji atau dinilai dengn
menggunakan beberapa teknik berikut, antara lain :
1)
Teknik kesesuaian
2)
Teknik korelasi aau teknik pararel
3)
Teknik belah dua
2.
Validitas
Validitas adalah kebenaran suatu pemikiran bahwa
pemikiran benar-benar dilakukan. Validitas dibagi menjadi beberapa macam, yaitu
:
a.
Validitas isi
Validitas isi adalah derajat jika sebuah tes mengukur cakupan
substansi yang ingin diukur. Valid isi ,mencakup khususnya hal-hal yang
berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suau sampel tes mempresentasikan total
cakupan sisi.
b.
Validitas yang berhubungan dengan kriteria
Validitas yang berhubungan dengan criteria adalah validitas
yang dapat dilihat dengan membandingkan suatu criteria atau variabel yang
diketahui atau dipercaya dapat digunakan untuk mengukur atribut tertentu.
c.
Validitas konstrak
Langkah pertama seorang penelitiadalah menganalisis
unsure-unsur yang menjadi bagian kostrak, kemudian ia melihat isi dan makna
komponen-komponen, serta dari alat ukur yang digunakan untuk mengukur konstrak.
d.
Validitas muka
Terdapat
dua pengertian mengenai validitas muka, yaitu validitas muka berhubungan dengan
pengukuran atribut yang konjret tanpa memerlukan refresensi. Kemudian,
selanjutnya adalah validitas muka yang berhubungan dengan penilaian para ahli
terhadap suatu alat ukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar